47 Desa di Indramayu Endemis Demam Berdarah

47 Desa di Indramayu Endemis Demam Berdarah

2015, Tercatat 33 Orang Meninggal Dunia INDRAMAYU – Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah menjangkit di berbagai pelosok Indramayu mulai dari bagian barat hingga timur. Bahkan, sebanyak 47 desa sudah dinyatakan endemis DBD, dan 71 desa lainnya bisa dikatakan sudah merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Meski demikian, secara keseluruhan kasus DBD di Kabupaten Indramayu belum dinyatakan sebagai KLB. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr H Dedi Rohendi MARS didampingi Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Hj Sri Nafsiah mengungkapkan, pada tahun 2014 kasus DBD sebanyak 318 dengan 17 orang meninggal dunia. Sementara tahun 2015 lalu, kasus DBD sebanyak 644, dan 33 orang diantaranya meninggal dunia. Menyinggung tentang upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan, ia mengakui kalau fogging adalah cara yang tidak efektif dan banyak menghabiskan anggaran. Menurutnya, yang efektif untuk memberantas DBD adalah dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk. “Cara yang paling efektif adalah melalui pencegahan, bukan dengan fogging,” tuturnya. Dikatakannya, pada tahun 2015 telah dilakukan sebanyak 120 fokus fogging. Sedangkan di tahun 2016 sebanyak 77 fokus fogging. Angka ini menurun karena keterbatasan anggaran. Sementara untuk bulan Januari 2016 saja sudah menghabiskan 16 fokus fogging. “Kami mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai ada genangan yang akan menjadi sarang nyamuk demam berdarah,” ujarnya. Dedi menerangkan, kasus DBD memang banyak terjadi seperti sekarang, yakni hujan dan panas terjadi secara bergantian. Pasalnya, banyak terjadi genangan-genangan air di lingkungan masyarakat. Genangan air inilah yang menjadi tempat nyamuk (Aedes aegypti) berkembang biak. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: