Gara-gara Perbatasan, Puskesmas Wahidin Batal
KEJAKSAN- Polemik perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon membuat sejumlah program yang telah disusun Pemerintah Kota Cirebon dibatalkan. Salah satunya rencana pengembangan Puskesmas di Jalan Kembang yang awalnya akan dipindah ke samping Perumahan Taman Wahidin. Pembangunan puskesmas tersebut terpaksa dibatalkan karena dalam peta perbatasan lokasinya masuk dalam wilayah Kabupaten Cirebon. Sumber Radar menyebutkan, dinas kesehatan, dinas pengelolaan keuangan dan aset daerah (DPPKAD) dan badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) kabarnya sudah rapat dan hasilnya sepakat Puskesmas Wahidin batal dibangun. “Anggarannya sudah siap Rp1,3 miliar. Gara-gara polemik perbatasan, terpaksa dibatalkan,” ujar sumber Radar di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon, Jumat (22/1). Menurut dia, pertimbangan rencana pemindahan puskesmas dari Jalan Kembang ke Wahidin karena lokasi yang ada sekarang sekarang kurang representative. Selain jalannya sempit, parkir kendaraan juga cukup sulit. Kepala Dinas Kesehatan, dr H Edy Sugiarto MKes membenarkan pembatalan rencana tersebut. Walaupun walikota melalui rekomendasi dari DPRD meminta draf perbatasan direvisi, menurut kadinkes kemungkinan draf yang ditandatangani oleh walikota bersama bupati sudah final. “Kita rencananya Mei 2016 mulai pembangunan, tapi karena lahannya kemungkinan punya kabupaten jadi kita batalkan,” katanya. Karena batal, dinkes berencana tetap mengembangkan puskesmas di Jalan Kembang. Pengembangan itu sifatnya lebih kepada infrastruktur pendukung. Mantan anggota Komisi B DPRD, Drs Priatmo Adji mengungkapkan, Puskesmas Jalan Kembang setiap musim hujan selalu kebanjiran. Adji meminta agar pembangunan dilanjutkan, tetapi lokasinya tidak menggunakan lahan yang sudah direncanakan. Adji mengusulkan penggunaan bangunan pemkot di sebelah Kelurahan Sukapura yang kondisinya menganggur. “Jadi sengketa perbatasan dan relokasi puskesmas, dua-duanya bisa jalan terus,” tandasnya. Gedung samping Kelurahan Sukapura, menurut politisi PDIP, dulu digunakan latihan bela diri, sekarang kondisinya hancur lebur. Bahkan masih banyak lokasi disekitar itu, termasuk dekat jembatan ada tanah kosong. “Yang penting niatnya dulu mau memperbaiki fasilitas publik apa tidak,” tegasnya. (abd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: