Jika Manchester City Gagal, Kuda Hitam Nyengir

Jika Manchester City Gagal, Kuda Hitam Nyengir

\"Premier_League001\"MANCHESTER - Tugas utama Manchester City adalah menghentikan kuda hitam Leicester City di Etihad, Manchester, malam nanti. Sampai minggu ke 24 klub berjuluk The Foxes belum tergoyahkan dari puncak klasemen. Wajar bila semua berharap Manchester City dapat menjegal Leicester. Sebab, gagal menjinakkannya sama dengan membiarkan laju kuda hitam Premier League 2015-2016 ini makin kencang. Bukan lagi berselisih tiga angka. Leicester bisa melaju sendirian dengan gap lima angka. Statistik Premier League musim ini mencatat, gap terjauh antara klub di peringkat pertama dan kedua klasemen adalah empat angka. Gap empat angka itu dibukukan skuad asuhan Manuel Pellegrini tersebut pada pekan kelima (13/9). Superioritas City di Etihad bisa jadi pembunuh asa Leicester itu. Di Premier League, rekor 75 persen kemenangan kandang City menjadi yang terbesar di antara klub lainnya. Bukan hanya menghentikan parade puncak klasemen Leicester di angka 47 hari. Mengalahkan Leicester akan mengantarkan City kembali ke puncak di bulan Februari. Bulan yang selalu menentukan juara akhir musim di Premier League. Meski poinnya akan sama 50, agresivitas gol Yaya Toure dkk lebih garang. ’’Dan kami harus memanfaatkannya,’’ ujar bek City Bacary Sagna, kepada situs resmi klub. Dari 12 laga kandangnya, hanya tiga kali City kehilangan poin. Sekali imbang dan dua kali tumbang. Untungnya, Leicester belum berpengalaman untuk menekuk raksasa di laga tandang. Tottenham Hotspur dan Liverpool jadi dua raksasa yang sudah dihadapi Wes Morgan dkk. Hasilnya, Leicester hanya bisa sekali memenangi laga (lawan Spurs 1-0, 14/1) dan tumbang di tangan Liverpool 0-1 (26/12). Menurut bek Prancis ini, bersama dengan laga melawan Tottenham pekan depan (14/2), melawan Leicester ini bisa menentukan klasemen akhir. ’’Tidak boleh ada satu poin pun yang lepas,’’ sebutnya. Peran Sagna di sisi kanan defense City bersama Nicolas Otamendi akan berperan vital untuk membendung laju Jamie Vardy. Striker pencetak gol terbanyak Premier League dengan 18 gol itu lagi on fire. Pekan lalu Vardy mencatat brace atau dua gol ke gawang Liverpool (3/2). Vardy bisa saja membidik gawang Joe Hart untuk koleksi gol ke-19 atau ke-20-nya. Sekedar diketahui, dari semua jala gawang klub raksasa di Premier League, hanya gawang City yang belum pernah dijebol oleh striker berusia 29 tahun itu. Hanya, menurut Sagna, Leicester bukan one man team. Artinya, dari lini pertahanan hingga lini depannya punya kekuatan yang sama berbahaya. ’’Sebaliknya, mereka punya defense yang kokoh, dan kerja sama antar lini yang bagus.Mereka pasti tidak mau kehilangan posisi puncaknya,’’ lanjutnya. Joe Hart dikutip dari Soccerway sudah belajar dari pengalaman saat pertemuan di King Power Stadium, 30 Desember lalu. Aksi Hart dengan empat kali penyelamatan ikut berperan menutup kran gol Vardy yang hanya bisa melakukan dua kali shots on goal. Rapatnya defense City diharapkan Hart bisa terulang lagi dalam laga nanti. ’’Kami akan menutup pergerakannya (Vardy, Red) dengan cara yang sama seperti saat kami bermain di kandang Leicester. Dia sedang on fire, tapi kami juga demikian,’’ sebutnya. Cleansheet City dalam dua laga home terakhir yang membuat Hart yakin dengan pertahanannya. Meski demikian, Pellegrini terancam tidak bisa memainkan formasi permainan andalannya, 4-2-3-1. Absennya Kevin De Bruyne mengubah strategi Pellegrini. Tanpa satu pemain sayap, Pellegrini memainkan formasi 4-4-2. Lini depan diprediksi akan menduetkan Kelechi Ihenacaho dengan Sergio “Kun” Aguero. Dilansir dari Four Four Two, Claudio Ranieri yang berada di balik kejutan Leicester tidak melihat perubahan skema itu sebagai kans bagus tim asuhannya menekuk City. Menurutnya, siapapun yang dimainkan Pellegrini itu memiliki potensi membahayakan sama besarnya. ’’Sesempurna apapun permainan kami, tapi mereka akan tetap bisa memenangi pertandingan. Mereka punya pemain penyihir,’’ ungkapnya. City menjadi batu besar kedua yang menghadang mimpi Leicester. Satu batu pertama Liverpool sudah dilewati. Tinggal batu terakhir bernama Arsenal yang dihadapi pekan depan. Ranieri mencoba kalem dengan kans juara timnya jika memenangi duel ini. ’’Klub lainnya layak difavoritkan, bukan Leicester. Kami hanya bisa bermimpi. Yang pasti, kami ingin menang di laga ini, dan City pun juga ingin menang. Bisa saja laga ini akan berakhir dengan imbang, siapa tahu kan,’’ tegasnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: