Sembako Bersiap Naik
Kenaikan BBM Mulai Resahkan Pedagang KUNINGAN - Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dilakukan oleh pemerintah per 1 April membuat resah para pedagang di pasar tradisional. Sebab, diyakini dengan kenaikan itu harga bahan pokok akan melambung tinggi. “Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan gaji PNS beberapa waktu lalu harga sempat naik, apalagi kalau ini bensin pasti melonjak,” ujar Awang pedagang sayuran kepada Radar, kemarin (26/2). Dikatakan, kenaikan harga tidak bisa dihindari karena efeknya dari BBM selalu menimbulkan efek domino. Sebagai pedagang tentu ingin menjual barang dengan harga murah, namun karena harga naik ya terpaksa ikut dinaikkan. Menurutnya, yang membuat pedagang waswas adalah dengan kenaikan mempengaruhi daya beli. Meski harga tinggi kalau daya beli naik pasti akan ramai, tapi kalau sebaliknya pedagang yang rugi karena barang dagang bisa busuk. “Kami hanya bisa pasrah dengan rencana kenaikan tersebut karena itu murni kebijakan pemerintah,” kata Awang. Bukan hanya pedagang di pasar tradisional yang menghawatirkan dampak dari kenaikan tapi semua pelaku usaha. Harga BBM merupakan idikator utama dalam kehidupan yang selalu menjadi acaun. “Ongkos naik sudah pasti tapi besaran kenaikan belum kami hitung karena menunggu kepastian,” ujar Aat salah seorang sopir angkot yang dimintai komentar oleh Radar terkait rencana kenaikan harga bensin. Dengan kenaikan harga bensin pelaku usaha transportasi akan semakin terpuruk. Sebab selama ini saja dengan harga premium Rp4500 penumpang sepi karena memilih menggunakan motor. “Saya yakin dengan Rp6000 per liter warga lebih memilih menggunakan motor,” tandasnya. Sementara dari pantauan Radar, selama ini kenaikan harga kebutuhan pokok bukan karena isu BBM naik, tapi memang faktor cuacu di mana hasil pertanian banyak yang gagal panen. “Sebagai pedagang dengan harga naik selalu membuat pusing karena pembeli menurun,” ujar Hj Enok pedagang sayuran. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: