Siswa SMP Islam Nunuk Tak Bisa Lagi Belajar di Kelas

Siswa SMP Islam Nunuk Tak Bisa Lagi Belajar di Kelas

MAJALENGKA – Ambruknya SMP Islam Nunuk membuat puluhan siswa belajar di musala. Aktivitas tersebut sebetulnya sudah hampir sepekan dilakukan para siswa, mengingat saat gedung sekolah terancam ambruk pihak sekolah sudah berinisiatif memindahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) ke tempat yang lebih aman. Pihak sekolah khawatir jika ruang kelas tidak segera diperbaiki, berimbas pada minat para siswa dari tingkat SD di Desa Nunuk Baru untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Mengingat SMP Islam Nunuk adalah satu-satunya sekolah tingkat SMP terdekat dalam radius belasan kilometer. Kepala SMP Islam Nunuk, Jaja Sujai SPdI menjelaskan, sejak sepekan terakhir ini ada sekitar 46 siswa dari total 112 siswa di sekolah tersebut yang belajar di musala. Tas dan perlengkapan yang dibawa para siswa terpaksa disimpan di lorong kelas, karena sekolah tidak lagi memiliki bangunan yang tersisa. Menurutnya, sejak ada SMP di kawasan Desa Nunuk Baru, maka setiap tahunnya hampir 90 persen siswa lulusan SD melanjutkan ke tingkat SMP. Berbeda ketika belum ada sekolah tingkat SMP di sekitar desa tersebut, angka melanjutkan sekolah dari tingkat SD ke SMP cukup minim. “Ada dua rombel yang sudah sepekan terakhir ini dipindahkan lokasi KBM nya, yakni kelas VII A dan B. Karena kami sudah memprediksi kalau bangunan itu akan ambruk. Jadi prinsip kami aktivitas KBM mesti tetap berjalan meski penuh dengan keterbatasan,” kata Jaja kemarin (29/2). Bangunan sekolah yang ambruk tersebut, selain menimpa dua ruang kelas VIII, juga menimpa ruang perpustakaan sekolah dan laboratorium komputer sekolah. Sehingga total ada lima lokal bangunan yang ambruk akibat diterjang banjir bandang sungai Cisuluheun. Padahal saat ini menjelang pelaksanaan ujian akhir sekolah dan ujian nasional, konsentrasi belajar para siswa yang saat ini duduk di bangku kelas IX diharapkan jangan sampai terganggu. Sebisa mungkin pihaknya mengatasi keterbatasan. Bahkan rencananya satu rombel lagi akan menjalankan KBM di rumah penduduk. Sementara itu, salah seorang siswa Reza mengaku tidak ada masalah mengikuti proses KBM di ruang musala untuk sementara waktu. Tetapi para siswa cukup terganggu, dan kondisi itu dikhawatirkan menjadikan prestasi belajar mereka menurun. Sehingga para siswa berharap agar bangunan sekolah mereka bisa diperbaiki dan lebih aman. Camat Maja Ucu Sumarna SSos berpesan kepada para siswa dan warga lain untuk menjauhi lokasi berbahaya, terutama pada saat terjadi hujan. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut ke pemkab, dan berharap segera ada penanganan agar abrasi di sungai Cisuluheun ini tidak meluas ke daratan lain apalagi sampai ke pemukiman warga. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: