Rawan Kecelakaan, Jalan Cidulang Selalu Jadi Pilihan

Rawan Kecelakaan, Jalan Cidulang Selalu Jadi Pilihan

CIKIJING - Jalur alternatif Desa Cidulang Kecamatan Cikijing menuju Desa Gunungsirah Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan sempit, turun naik, banyak tikungan tajam, dan licin saat hujan. Meski demikian, jalur tersebut tetap menjadi pilihan para pengguna kendaraan yang hendak menuju ke Kabupaten Kuningan maupun sebaliknya meskipun rawan kecelakaan. Kapolsek Cikijing Kompol Nurjaman HS MH SH menjelaskan, pihaknya tidak mengarahkan para pengguna kendaraan menggunakan jalur alternatif tersebut. Sebab selain jalan desa yang sempit, medan jalannya juga berbukit. Pihaknya khawatir ketika banyak pengguna kendaraan melintasi jalur tersebut. “Jika jalur alternatif itu terus-terusan dilalui pengguna kendaraan dari berbagai arah, lambat-laun jalur itu akan cepat rusak serta dapat membahayakan para pengguna jalan. Di jalur tyersebut juga rawan kecelakaan,” paparnya. Sesuai petunjuk dan arahan dari pimpinan serta hasil koordinasi dengan dinas terkait, selama jalur utama Cikijing-Kuningan ditutup total maka kendaraan dialihkan menggunakan jalur Cikijing menuju Cigasong dan Rajagaluh. Meskipun jarak tempuh lebih dekat jika melalui jalur tersebut berbahaya Kapolsek meminta pengendara tetap berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Apalagi saat melintas malam hari disertai hujan lebat, khususnya pengendara yang belum mengenal medan jalan. Jalur alternatif itu juga termasuk daerah yang rawan longsor. Sampai sejauh ini beberapa truk tergelincir saat melintasi jalur tersebut, salah satunya truk yang membawa drum berisi oli, dan muatan dalam drum tersebut tumpah ke jalan. T0umpahan oli menimbulkan kecelakaan pengguna jalan lainnya. Wawan Setiawan, warga sekitar berharap para pengguna jalan yang melintasi jalan lingkar dibatasi atau dengan sistem satu arah. Sebab kalau tetap dipaksakan dua arah, resikonya cukup tinggi dan akan  membahayakan para pengguna jalan. “Tapi siapa yang berwenang untuk mengatur jalannya arus lalu-lintas di wilayah tersebut, karena selama ini tidak ada yang bertanggung jawab mengatur lalu lintas di jalur itu. Yang ada hanya masyarakat setempat, itupun hanya sekedar mengais rejeki,” pungkasnya. (har)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: