Ada Usul, Pilot Perdana di BIJB Nanti Harus Orang Majalengka

Ada Usul, Pilot Perdana di BIJB Nanti Harus Orang Majalengka

MAJALENGKA - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, harus bisa beroperasi sesuai target yang telah dicanangkan tahun 2017 mendatang. Persoalan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam pengoperasian bandara harus beres sebelum operasi perdana. Bahkan kalau bisa, penerbangan perdana di BIJB harus dipiloti putra daerah Majalengka atau Jawa Barat. Wacana tersebut mengemuka dalam seminar nasional BIJB yang digelar Dinas Perhubungan Komunikasi Informatika (Dishubkominfo) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) perwakilan Majalengka, di Gedung Negara Pendopo Majalengka Senin (7/3). Pembangunan bandara yang bakal menjadi kebanggaan masyarakat Majalengka dan Jawa Barat ini sudah diambil alih pemerintah pusat. Namun bukan berarti seratus persen dikelola orang pusat atau bahkan orang luar. Justru semua pihak kini harus menyiapkan SDM lokal untuk mengisi setiap sendi pengelolaan di BIJB, dan pada sektor penyangga di sekitarnya. Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi yang menjadi salah satu pemateri dalam seminar tersebut menjelaskan, dampak positif dan negatif pembangunan bandara terhadap tata ruang, ekonomi, SDM, dan perkembangan infrastruktur di Kabupaten Majalengka. Menurutnyan penataan kawasan BIJB dan aerocity seluas 3.200 hektare serta sarana dan prasana pendukungnya, memerlukan koordinasi yang lebih sinergis dari semua pihak. Khususnya Pemprov Jawa barat dan Pemkab Majalengka. “Keberadaan BIJB juga harus menguatkan kapasitas fiskal daerah, melalui pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Majalengka khususya dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya,” ujarnya. Kasubdit Penyelenggaran Bandara Kemenhub RI, Saiful Bahri mengatakan pembangunan bandara dimulai dari tahap I (2013), tahap II (2014), dan tahap III (2015) meliputi pembangunan taxiway, apron, serta pelapisan runway. Sedangkan rencana induk BIJB luas lahannya 1.800 hektare. Terminal penumpang domestik 127.000 meter persegi, dan terminal internasional 82.500 meter persegi. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jabar H Dedi Taufik mengatakan, pembangunan BIJB di Majalengka bertujuan untuk mengurangi beban bandara Husein Sastranegara dan Soekarno Hatta. Disamping itu, pembangunan BIJB juga akan diintegrasikan dengan pembangunan Kertajati Aerocity seluas 3.200 hektare. Dia menjelaskan, spesifikasi BIJB Kertajati memiliki luas 1.800 hektare, panjang runway 4.000 meter dan lebar 60 meter, serta direncanakan dibangun 3 runway. Kemudian taxiway sepanjang 1.360 meter dan lebar 23 meter. Appron panjangnya 1.300 meter dan lebar 317 meter, dengan kapasitas penumpang ditargetkan 27 juta orang per tahun, dan angkutan kargo 1919.423 ton per tahun. “Saat ini permasalahan dalam pembangunan BIJB yakni pembebasan lahan, jalan desa dan sungai yang perlu dipindahkan, pembangunan fasilitas pendukung belum tuntas, dan pembangunan fasilitas sisi darat masih dalam proses lelang,” tuturnya. Seminar juga diisi paparan materi dari berbagai narasumber, diantaranya Ketua Kamar Dangang dan Industri (Kadin) Jawa Barat H Agung Suryamal S, Ketua Forum Ekonomi Jawa Barat Januar P Ruswita, dan guru besar Universitas Majalengka Prof Cecep Sumarna. Seminar dipandu moderator Wakil Bupati Majalengka DR H Karna Sobahi MMPd dan Kepala Bappeda Majaengka H Yayan Sumantri MSi. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: