Begini Jika Anak Berkebutuhan Khusus Jadi Petugas Upacara Bendera

Begini Jika Anak Berkebutuhan Khusus Jadi Petugas Upacara Bendera

KUNINGAN - Siaaappp grakk!!! teriak lantang pemimpin upacara pembukaan Kemah Pramuka Luar Biasa di Lapangan Sepak Bola Desa Kalimanggis saat menyambut kedatangan rombongan Bupati Kuningan yang memasuki lapangan, Jumat sore. Siapa sangka, suara lantang tersebut adalah milik Ahmed Mizwar penyandang tuna grahita dari SLB Negeri Taruna Mandiri, Sampora, yang dipercaya menjadi pemimpin upacara acara tahunan para siswa disabilitas tingkat Kabupaten Kuningan yang ketiga tersebut.
Selain Mizwar, petugas upacara lain mulai dari pembawa acara, pengibar bendera hingga pembaca doa seluruhnya juga adalah para penyandang cacat yang bersekolah di SLB. Sudah bisa dipastikan, upacara Kemah Pramuka Luar Biasa dengan petugas upacara yang luar biasa pula ini, menjadikan pelaksanaan upacara ini terlihat berbeda dengan yang banyak digelar di sekolah umum biasanya.
Seperti saat pelaksanaan pengibaran bendera Merah Putih yang tugasnya diemban oleh tiga petugas yang semuanya tuna rungu yaitu Eli dari SLB Kadugede, Ari Prasetyo dari SLB Jalaksana dan Nisa dari SLB Bina Insani ini cukup menarik perhatian para tamu undangan dan masyarakat setempat yang menyaksikan. Gerak langkah ketiganya bisa selaras seirama atas arahan isyarat tangan salah satu petugas pengibar bendera yang dijulurkan ke depan saat berbelok, berhenti hingga saat dilakukan pengibaran bendera.
Dilanjut pada pembacaan Naskah Pancasila oleh siswa penyandang tuna rungu bernama Intan dari SLB Perwari. Meski dengan suara terbata-bata, namun Intan membacakannya dengan penuh percaya diri hingga tuntas. Dilanjutkan Taufik Kamil penyandang tuna grahita dari SLB C Perwari ini sukses membacakan Dasa Darma Pramuka dengan suara lantang. Bocah berbadan bongsor ini tak ragu membacakan ikrar janji Pramuka tersebut hingga membuat para peserta upacara yang sebagian lain adalah siswa normal tampak terkesima dan memandang takjub.
Upacara pun akhirnya ditutup dengan pembacaan doa oleh Elga, penyandang tuna netra dari SLB Negeri Taruna Mandiri. Elga pun sukses membacakan dua lembar naskah doa  yang ditulis dengan huruf braile dengan suara lirih dan penuh penghayatan.
Kesuksesan seluruh rangkaian upacara pembukan Kemah Pramuka Luar Biasa tersebut tidak terlepas dari peran pembawa acara bernama Widi Fajarwati dari SLB Negeri Taruna Mandiri. Meski dengan keterbatasan fisik sebagai penyandang tuna grahita, namun Widi sukses membacakan setiap susunan acara layaknya pembawa acara di televisi.
Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah para petugas upacara tersebut setelah berhasil menyelesaikan tugas tersebut tanpa kendala. Mereka juga saling tos dengan sesama petugas upacara dan pelatih sebagai ungkapan kebahagiaan karena tugas mereka hari itu sudah selesai.
Ferly Mulyawan Guru SLB Negeri Taruna Mandiri selaku pelatih petugas upacara pembukaan Kemah Pramuka Luar Biasa tersebut mengaku bangga pelaksanaan upacara bisa berjalan lancar tanpa hambatan. Diakui Ferly, dibutuhkan waktu selama satu minggu untuk para petugas upacara tesebut berlatih fokus.
\"Tidak ada kendala yang berarti selama proses latihan selama seminggu, kecuali hal teknis karena butuh pengulangan berkali-kali hingga mereka hafal. Seperti terhadap Ahmed Mizwar penyandang tuna grahita, lebih sering dilakukan pengulangan hingga benar-benar nempel dan terbukti akhirnya bisa menyelesaikan tugas sebagai pemimpin upacara dengan lancar,\" ujar Ferly bangga. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: