Segera Dibangun Pipa BBM di Sisi Jalur Kereta Api ke Cirebon
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tengah melakukan finalisasi Front End Engineering Design (FEED) proyek pembangunan pipa bahan bakar minyak (BBM) di Pulau Jawa. Proyek pipa BBM sepanjang 956 kilometer (km) tersebut akan dikerjakan selama tiga tahun sampai 2019 mendatang. Vice President Technical Services Direktorat Pemasaran Pertamina, Sofyan Yusuf menjelaskan untuk tahap awal, perusahaannya akan membangun pipa sepanjang 401 km. Pipa tersebut terhubung dari Lomanis-Rewulu sepanjang 180 km, Lomanis-Tasikmalaya 128 km, dan Cikampek-Plumpang II sepanjang 93 km. \"Saat ini FEED dalam proses penyelesaian. Diharapkan akhir tahun ini konstruksi sudah bisa dimulai,\" ujar Sofyan, Sabtu (12/3), seperti yang dilansir CNN Indonesia. Sofyan mengatakan, nilai investasi pembangunan pipa BBM pada tiga jalur tersebut masih dalam perhitungan. Lahan untuk jalur pipa menurut rencana menggunakan lahan eksisting Cirebon-Bandung dan Cilacap-Yogyakarta, selain memanfaatkan lahan di sisi jalur kereta api. Pipa yang dibangun nantinya mengalirkan BBM jenis Premium, Diesel, Pertalite, dan Pertamax. \"Jalur pipa nantinya multipurpose. Kami juga akan memprioritaskan local content sepanjang material tersedia di dalam negeri dan harganya cukup kompetitif,\" ujarnya. Pertamina berencana menambah jaringan pipa untuk menyalurkan BBM saat ini yang panjangnya mencapai 1.283 km. Total kebutuhan pengembangan pipa di seluruh Jawa mencapai 2.239 km. Selain untuk mendukung pipa yang sudah ada, penambahan jaringan pipa ini untuk mengantisipasi risiko pendistribusian BBM ke pelosok daerah. Risiko menggunakan truk untuk mendistribusikan BBM lebih besar karena masalah kemacetan di jalan raya dan potensi bahaya kebakaran. Wianda Pusponegoro selaku Vice President Corporate Communication Pertamina mengatakan penambahan jaringan pipa itu merupakan bagian dari rencana jangka panjang Pertamina untuk meningkatkan cadangan BBM nasional. Apalagi, hingga saat ini Indonesia belum memiliki cadangan penyangga energi nasional. Hanya ada cadangan operasional Pertamina selama 22 hari untuk BBM dan 12 hari untuk LPG. “Tanpa cadangan penyangga, ketahanan energi Indonesia bisa terancam,” katanya. (cnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: