Hidupnya untuk Bahasa Indonesia, Istirahatlah dengan Damai, JS Badudu…
BANDUNG - Pakar bahasa Indonesia, Prof Dr Jusuf Sjarif Badudu, meninggal dunia, Sabtu malam (12/3) malam. Almarhum meninggal dunia karena sakit, di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dalam usia 89 tahun. Sosok ini lahir di Gorontolo, 19 Maret 1926. Menurut Ananda Badudu, cucu ketujuh dari sosok yang akrab disebut JS Badudu itu, almarhum meninggal pada pukul 22.10 WIB. Almarhum meninggalkan 9 anak, 9 menantu, 23 cucu, dan 2 cicit. Sang istri, Eva Henriette Alma Koroh, sendiri sudah terlebih dahulu meninggal dunia pada 16 Januari 2016 lalu. JS Badudu adalah pakar bahasa Indonesia dan guru besar Linguistika di Universitas Padjajaran, Bandung. Pada periode 1974-1979 dia pernah membawakan acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI. Selain mengajar dan menulis berbagai artikel dan sejumlah buku yang berkaitan dengan bahasa Indonesia, JS Badudu juga menyusun setidaknya empat kamus, yaitu: Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia terbitan 1975, Kamus Umum Bahasa Indonesia tahun 2001, dan Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Dia juga dikenal sebagai penganjur penggunaan tata bahasa yang baik dan benar. Menurut Ananda, sebelum wafat, sang kakek telah menderita komplikasi penyakit yang diderita pada masa tuanya. Dua hari sebelum wafat, JS Badudu dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin karena serangan stroke. \"Semasa hidupnya, dia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat, sehingga kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun,\" kata Ananda kepada CNN Indonesia, Minggu (13/3). Presiden Joko Widodo mengucapkan belasungkawa atas wafatnya pakar linguistik, JS Badudu. Jokowi berkata, Indonesia kehilangan seorang tokoh penting. \"Bangsa Indonesia kehilangan JS Badudu. Sepanjang hidupnya diabdikan untuk bahasa Indonesia. Pengabdiannya jadi teladan kita bersama,\" tulis Jokowi pada akun Twitternya, @jokowi, Minggu (13/3). Tak hanya Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengutarakan belasungkawanya atas kepergian ahli bahasa yang kerap disapa Jus Badudu itu. \"Duka cita mendalam atas wafatnya Bapak JS Badudu. Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan,\" tulis Kalla melalui akun Twitternya. Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat, Popong Otje Djundjunan menuturkan, JS Badudu merupakan putra terbaik Indonesia di bidang ilmu tentang bahasa. Popong berkata, mayoritas warga Indonesia pasti sependapat dengannya, bahwa JS Badudu telah memberikan kontribusi besar kepada bahasa nasional. Politikus senior tersebut mengkritik generasi muda yang saat ini disebutnya lebih senang berbahasa asing dibandingkan berbahasa Indonesia. \"Boleh menguasai bahasa asing, tapi jangan lupakan bahasa sendiri,\" katanya. Hal senada dituturkan penulis Maman Suherman melalui akun Twitternya. Ia mengatakan, warga Indonesia tidak lagi bangga menggunakan bahasa nasional. \"Meskipun banyak orang tidak lagi bangga berbahasa Indonesia secara baik dan benar, beristirahatlah dalam damai, Pak JS Badudu,\" cuitnya. Jenazah Jus dimakamkan dengan prosesi militer di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. Proses pelepasan jenazah diserahkan anak keenam JS Baudud, Rizal Badudu, di Masjid Al Jihad. Sebelum dilepas secara militer, keluarga, kolega dan keluarga besar Universitas Padjajaran menyelenggarakan salat jenazah di masjid tersebut. Setidaknya terdapat tiga tanda kehormatan dari pemerintah yang pernah JS Badudu dapatkan, yaitu Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007). (cnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: