Orang Tua Murid SD Ini Mengadu Karena Anak-anaknya Sering Dibully

Orang Tua Murid SD Ini Mengadu Karena Anak-anaknya Sering Dibully

MAJALENGKA - Sejumlah orang tua murid SDN  Cicadas 2 Kecamatan Jatiwangi resah dengan indikasi aksi kekerasan, yang dilakukan salah seorang murid terhadap belasan murid lainnya. Dengan alasan dugaan tersebut, mereka mendatangi sekolah untuk mendapat kejelasan dan meminta tanggung jawab pihak sekolah. Dari keterangan orang tua murid yang berhasil dihimpun seperti yang dikatakan Yanti Sumiati (35), anaknya dan beberapa temannya hampir setahun ini mendapat aksi kekerasan. Yang mengejutkan, pelakunya adalah teman sekelas, bentuk kekerasan biasanya berupa meminta paksa uang jajan antara Rp2 ribu sampai Rp5 ribu. “Kalau tidak dikasih pasti anak kami diancam akan dipukuli, hal ini telah berlangsung sejak anak kami kelas IV hingga sekarang kelas VI. Baru saya dan sebagian orang tua lain ketahui sekitar dua bulan yang lalu,” ujarnya kepada Radar kemarin (14/3). Agar kejadian itu tidak menimpa anaknya di kemudian hari dan atas kesepakatan bersama orang tua lain, mereka meminta pihak sekolah agar anak yang diduga melakukan kekerasan segera dikeluarkan. Di tempat yang sama, DA salah seorang orang tua murid lainnya mengungkapkan, anaknya dipaksa merokok dan minum obat batuk sachet dan obat warung lainnya. Barang-barang itu dibeli dari uang yang diminta dari murid-murid itu. Kalau tidak mau tak segan-segan anaknya dimarahi dan diancam dipukul oleh oknum siswa tersebut. DA menyebut, ada 8 murid kelas VI yang mengalami kekerasan dan dilakukan pelaku saat istirahat sekolah. Bahkan dia curiga bahwa pelaku mungkin saja disuruh orang yang sudah dewasa. “Kami datang ke sekolah karena kejadian ini menurut kami sudah benar-benar keterlaluan. Seharusnya pihak sekolah bisa mengawasi, bukan hanya pada jam pelajaran saja tetapi pada waktu istirahat juga harus diperhatikan. Karena kejadian ini masih berada di lingkungan sekolah,” tuturnya. Menurutnya bisa saja korban bukan hanya 8 murid, kemungkinan orang tua murid lain enggan melaporkan. Entah karena takut dan tidak mau repot atau memang disuruh pihak sekolah untuk diam. Kepala sekolah, Eti Nurhaety ketika hendak dikonfirmasi tidak berada di tempat tapi koran ini berhasil mewawancarai seorang guru bernama Pepe Warsa. Dia menjamin tidak akan terjadi lagi aksi kekerasan di sekolahnya, dan hal itu sudah dibicarakan antara orang tua korban dengan orang tua anak yang diduga sebagai pelaku. “Permasalahnnya sekarang sudah selesai, tadi ada pertemuan yang intensif. Pokoknya selesai alias beres,” ujarnya singkat. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: