Kata Netty Heryawan, Indonesia Butuh “Orang Tua yang Sadar”

Kata Netty Heryawan, Indonesia Butuh “Orang Tua yang Sadar”

CIREBON – Psikolog anak Dr Seto Mulyadi SPSi MPSi atau yang akrab disapa Kak Seto hadir dalam acara Parents Gathering di Studio Kaliandara, Graha Pena Radar Cirebon,  Rabu (16/3). Selain Kak Seto, ada Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan, istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan,  sebagai pembiacara. Seminar gratis ini terbuka untuk para guru dan para orang tua di Cirebon dan sekitarnya. Sejak pulul 07.00 para peserta sudah ramai mendatangi studio Kaliandra. Tak kurang dari 800 peserta yang didominasi ibu-ibu  memadati studio.  Sebelum acara dimulai, para peserta terlebih dahulu dihibur dengan musik dan games yang digelar para sponsor acara ini. Walikota Cirebon, Nasrudin Azis dalam sambutan pembukanya mengatakan, acara Parents Gathering ini penting karena masa depan anak-anak kita tergantung kerjasama para orang tua, keluarga terdekat dan pemerintah yang mengarahkan agar masa depannya terlindungi lahir dan batin. “Melalui Perda Miras 0 Persen Pemkot Cirebon sudah berupaya agar anak-anak kita terhindar dari hal-hal negatif, seperti pesta miras,” katanya. Sementara, Dr Hj Netty Prasetiyani Heryawan dalam materinya mengatakan, meskipun anak lahir dari rahim seorang perempuan, ia tidak pernah meminta dilahirkan dari ibu yang mana. Untuk itu perlu kesadaran penuh dari orangtua dalam mengasuh anak-anaknya. Menurutnya ada tiga jenis pola pengasuhan anak yakni; ibu orang tua nyasar,  orang tua bayar, dan orang tua sadar. Ia menjelaskan, orang tua nyasar adalah yang menyalahkan kehadiran buah hatinya sebagai hal yang tidak diinginkan, mungkin karena “kebobolan”. Akibatnya adalah pengasuhan yang setengah hati. Sementara orang tua bayar menurut Netty, adalah orang tua yang ingin instan, yakni mengasuh anak-anaknya dengan kekuatan uang. Anaknya mau cerdas, panggil guru privat. Atau diikutkan berbagai macam les yang mahal. “Yang kita butuhkan adalah orang tua yang sadar. Sadar sejak di rahimnya dititipkan seorang anak,  setiap hari diajak komunikasi. Sadar kalau mendidik anak tidak bisa secara instan,” kata Netty. Sementara menurut Kak Seto, semua anak pada dasarnya cerdas, namun tidak sedikit anak yang dipaksa untuk sekolah meski usia belum mencukupi. Akibatnya, anak menjadi stres dan ngompol di sekolah. Menurutnya, zaman sekarang anak diperlakukan seperti robot, penuh paksaan, akhirnya teler karena tidak ada waktu lagi untuk bermain. \"Banyak anak yang menganggap sekolah bagaikan penjara. Padahal harusnya sekolah itu menyenangkan,\" kata Kak Seto. (fazri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: