Malam Terakhir Sebelum Digusur, PSK Masih Mangkal

Malam Terakhir Sebelum Digusur, PSK Masih Mangkal

Hanya beberapa jam menjelang pembongkaran warung remang-remang di sepanjang Jalur Pantura Kecamatan Patrol-Kandanghaur, aktivitas para pekerja seks komersial masih terlihat. Seolah tidak terjadi apa-apa, beberapa pemilik warung nekat buka. KOMARUDIN KURDI, Kandanghaur SEPERTI biasa, Silvy (bukan nama sebenarnya) menghias wajahnya dengan bedak tebal dan lipstick merah menyala. Sepatu hak tinggi dengan rok denim di atas lutut menjadi andalannya untuk menarik lelaki hidung belang mampir ke tempat mangkalnya. Seolah tak terjadi apa-apa, bersama beberapa rekannya Silvy bercengkrama di depan sebuah warung kopi. Jumat malam (18/3) menjadi peluang terakhirnya mengumpulkan rupiah dari kencang singkat, karena selepas matahari terbit bangunan itu bakal rata dengan tanah. “Saya nggak tahu mau kemana nanti, kalau warung ini digusur ya nggak ada tempat mangkal,” ucap dia, dengan sebatang rokok terselip dijarinya. Elly (50) pemilik warung remang-remang di Jalur Pantura Desa Eretan Kulon, juga tengah gundah gulana. Di tengah canda tawa para PSK yang mangkal di warungnya, Elly berulangkali menyeka kelopak matanya yang basah. “Saya cuma bisa menangis. Nanti keluarga saya mau dikasih makan apa? Kami makan ya dari warung ini,” tuturnya perempuan yang sudah enam tahun membuka usaha tersebut. Elly mempekerjakan pelayan wanita untuk melayani tamu atau pembeli yang berkunjung. Usaha ini terpaksa dilakoni, karena tidak punya mata pencaharian lain. Pemilik warung lainnya, Johandi (40) meminta pemerintah tidak membongkar warungnya. Dia mengusulkan agar kawasan itu didatata dan para penghuninya diberi pelatihan keterampilan. Sehingga keinginan pemerintah memberantas prostitusi bisa tercapai, sementara para penghuni warem bisa mendapat mata pencaharian lain dan tetap hidup. “Kami siap menutup warem dan beralih ke usaha lain, tapi bangunannya mohon tidak perlu dibongkar,” pintanya. Di hari terakhir sebelum pembongkaran, Johandi hanya berharap mendapat penghasilan terakhirnya dari warung tersebut. Meski diakui beberapa hari terakhir pengunjung semakin sepi. Sepertinya, para pelanggan warem sudah tahu ada rencana pembongkaran. Mereka enggan berkunjung karena khawatir sebelum ada pembongkaran dilakukan razia atau hal lain. Beberapa PSK yang ditemui di kawasan ini justru tak ambil pusing. Bila warem dibongkar, mereka mencari tempat lain untuk buka ”praktik”. “Dibongkar ya dibongkar, kami mah tetap menunggu tamu. Kalau dibongkar ya pindah tempat,” seloroh salah seorang PSK. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: