Pelindo Bilang Uang Debu Bukan untuk Warga

Pelindo Bilang Uang Debu Bukan untuk Warga

LEMAHWUNGKUK - Desakan kepada aparat hukum mengusut tuntas pengunaan uang debu yang dipungut PT Pelindo II Cabang Cirebon dari pengusaha batubara, disikapi santai oleh PT Pelindo II. Asisten General Manager Pengendalian Kinerja dan Ports Facilities Security Operation (PSFO), Iman Wahyu SH menjelaskan, uang debut dengan nilainya Rp1.860 per ton yang selama ini diributkan, sebenarnya bukan untuk dibagikan kepada masyarakat. Uang itu digunakan untuk pemeliharaan pelabuhan dan masuk ke keuangan PT Pelindo secara resmi. Dan dalam audit, uang debut tidak menjadi masalah. Mekanismenya, uang debu masuk ke dalam tarif biaya yang dibayarkan pengusaha kepada PT Pelindo II. “Uang itu memang untuk pemeliharaan pelabuhan, bukan dibagi-bagi seperti yang dipersoalkan mereka-mereka ke media selama ini,\" kata Iman, kepada Radar, di ruang kerjanya, Rabu (23/3). Adapun besaran uang debu batubara sebesar Rp1.860 per ton dan mulai diterapkan sekitar tahun 2006. Uang debu tersebut salah satu penggunaannya adalah penyiraman, pemeliharaan lingkungan dan jalan pelabuhan. Masalah uang debu ini kerap mencuat karena dipersoalkan para pengusaha batubara itu sendiri. Mereka mempertanyakan pengunaan uang tersebut. Hal ini sangat mengherankan karena, para pengusaha sendiri yang menyetujui melakukan pembayaran. Iman juga menyinggung tentang perbaikan dokumen analisa dampak lingkungan (Amdal). Sampai saat ini, PT Pelindo II terus berusaha untuk melengkapi hal-hal yang kurang. Soal Izin Mendirikan Bangunan (IMB) PT Pelindo II yang dsisebut-sebut bodong, Iman meluruskan, IMB bukannya bodong melainkan dalam proses penyesuaian. Untuk mengurus IMB, PT Pelindo masih menunggu Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang disusun Kementerian Perhubungan. Sementara itu, Rabu (23/3) pagi, pengusaha batubara dikabarkan menggelar coffee morning di salah satu restoran di Jalan Bahagia. Dalam pertemuan itu hadir pengusaha, KSOP, Pelindo, Lanal, Polair serta unsur terkait lainnya. Imam membenarkan acara coffee morning tersebut, hanya saja acara berlangsung santai dan tidak ada pembahasan spesifik termasuk tentang debu batubara. \"Hanya ngobrol soal pelabuhan dan tidak ada kesimpulan apapun,\" katanya. Humas KSOP Kelas II Cirebon, Dani Jaelani saat dikonfirmasi juga membenarkan pertemuan coffee morning, termasuk KSOP diundang dalam pertemuan itu. \"Iya mas, memang ada pertemuan. Kebetulan saya tidak bisa hadir,\" kata Dani. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: