Gedung Naskah Linggarjati Padat Pengunjung
CILIMUS - Libur panjang akhir pekan ini membawa berkah tersendiri bagi objek wisata di Kabupaten Kuningan, salah satunya Gedung Naskah Linggarjati, Kecamatan Cilimus. Ratusan pengunjung dari berbagai daerah berdatangan untuk melihat dan mempelajari sejarah bangsa melalui diorama Perjanjian Linggarjati. Dipandu guide yang disediakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), para pengunjung mendapatkan pemaparan secara detil tentang Perjanjian Linggarjati berikut apa saja yang ada di dalam gedung bersejarah tersebut. Dari pantauan Radar, area parkir yang berada di seberang Gedung Naskah sudah mulai dipadati pengunjung sejak pukul pagi. Aneka jenis mobil mayoritas bernopol luar daerah parkir dengan tertib di tempat tersebut, termasuk juga bus berukuran besar. Satu kali parkir pengunjung diminta Rp5 ribu per mobil, dan diberi karcis bertuliskan pengelola Gedung Perjanjian Linggarjati. Sedangkan tiket masuk ke Gedung Naskah yang menyimpan sejarah perjuangan bangsa Indonesia di masa awal kemerdekaan hanya dikenakan retribusi Rp2 ribu/orang. “Tiket masuknya hanya Rp2 ribu per orang. Uang itu dikembalikan lagi dalam bentuk perawatan dan kebersihan gedung,” tutur Saom, pegawai senior di Gedung Naskah kepada Radar. Uniknya, lokasi loket retribusi berada di dalam gedung, bukannya di pintu gerbang. Alhasil ada saja pengunjung yang tidak membayar retribusi karena dari pintu gerbang langsung belok kanan menuju taman dan tidak ke dalam gedung naskah. Dari taman barulah pengunjung masuk ke gedung melalui pintu lain yang tidak dijaga petugas. “Ya memang ada saja pengunjung yang nyelonong ke taman yang berada di bawahnya. Tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Mayoritas masuk ke gedung perjanjian dan membayar retribusi, dan uang itu untuk pemeliharaan serta menjaga kebersihan gedung ini,” ujar pria yang mengaku dua tahun lagi pensiun tersebut. Saom menuturkan jika pengunjung yang datang di libur panjang akhir pekan ini cukup membeludak. Rata-rata pengunjung berasal dari Jakarta serta kota besar lainnya. Bahkan ada rombongan dari Surakarta, Jawa Tengah menumpang satu bus besar yang sengaja mampir hanya untuk melihat bagaiamana proses perjanjian Linggarjati berlangsung. “Alhamdulillah pengunjung yang datang sekarang ini jumlahnya ratusan orang. Ini sejak pagi lho. Kemarin juga banyak yang datang, tapi tidak sebanyak sekarang. Saya memperkirakan, besok (hari ini, red), pengunjung bakal lebih banyak lagi. Apalagi ada kegiatan di halaman bawah. Hari biasa sih pengunjung hanya berkisar 150 orang saja per harinya,” ungkap dia. Rika dan Melani, dua pengunjung wanita dari Jakarta mengaku baru kali pertama datang ke Gedung Perjanjian Linggarjati. Dia sengaja datang dari Jakarta untuk melihat jejak perjalanan bangsa. “Kami langsung dari Jakarta menuju ke sini (Linggarjati, red). Tujuannya untuk berlibur, sekalian pengen lihat Gedung Naskah Linggarjati. Setelah itu kami juga akan mengunjungi berbagai objek wisata di Kabupaten Kuningan, dan menginap di hotel yang ada di Kuningan. Kemudian udara di Kuningan segar dan tidak terlalu macet, itu yang membuat kami betah,” kata keduanya hampir berbarengan. Cuma keduanya menyesalkan tidak adanya pentas seni budaya selama libur panjang ini. Padahal momen libur panjang ini bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. “Sebenarnya bingung juga mau kemana nanti malam. Soalnya yang saya dengar, tidak ada pentas seni dan budaya atau hiburan yang bersifat keluarga. Kalau harus ke Cirebon dan berbelanja di mal sih ngapain, di Jakarta juga banyak. Ke sini itu nyari hiburan yang jarang dipentaskan di Jakarta,” cetusnya agak kesal. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: