Pulang dari Zambia, Dave Laksono Dorong Kemerdekaan Palestina

Pulang dari Zambia, Dave Laksono Dorong Kemerdekaan Palestina

JAKARTA – Delegasi dari DPR RI pada pertemuan International Parliamentary Union (IPU) ke-134 di Lusaka, Zambia mendorong agar forum internasional itu mengadopsi Deklarasi Jakarta hasil pertemuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) beberapa waktu lalu. Langkah itu dimaksudkan untuk memperkuat upaya memperjuangkan Palestina dalam forum internasional. “Kami mendorong kuat agar isu kemerdekaan Palestina diadopsi sebagai resolusi yang akan dihasilkan dalam forum IPU ke-134 ini,” kata Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Dave Laksono dalam rilisnya di Jakarta, kemarin, usai menghadiri pembukaan Sidang IPU ke-134 di Mulunggusi Convention Center, Lusaka, Zambia, beberapa waktu yang lalu. Seperti diketahui Dave Laksono merupakan satu dari tujuh Anggota DPR RI yang mengikuti Sidang IPU ke-134 di Lusaka, Zambia, yang berlangsung dari tanggal 19-23 Maret 2016. Rombongan delegasi dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Dave Laksono mengatakan, IPU merupakan forum yang sangat strategis untuk menegaskan posisi Indonesia atas kemerdekaan Palestina. Karenanya, delegasi DPR terus memaksimalkan diplomasinya dalam forum itu demi memperjuangkan Palestina. “Forum IPU sangat dinamis terkait usulan delegasi Indonesia soal kemerdekaan Palestina. Kita terus memperjuangkan tindak lanjut hasil pertemuan OKI di Jakarta tentang agenda kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel,” katanya. Selain isu kemerdekaan Palestina, Dave Laksono mengatakan delegasi parlemen Indonesia juga mengusung peran pemuda dunia. “Populasi kelompok muda yang berusia 10-24 tahun secara global saat ini mencapai 1,8 miliar. Angka ini semakin bertambah jika kita masukan populasi dalam kelompok usia 25-30 tahun. Angka tersebut menunjukkan besarnya potensi kelompok muda saat ini,” katanya. Dave Laksono menambahkan forum delegasi Indonesia mendorong agar peran aktif pemuda dunia dalam demokrasi bisa ditingkatkan. Hal itu dikarenakan melihat contoh perkembangan demokrasi di Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari peran pemuda. Baik itu yang dimulai dari proses awal kemerdekaan hingga sekarang. “Dalam konteks peran pemuda dan demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran pemuda. Mulai dari proses awal kemerdekaan hingga saat ini, pemuda merupakan aktor penting dalam sejarah Indonesia,” ujarnya. Forum IPU ke-134, juga dimanfaatkan delegasi Indonesia untuk menjelaskan bahwa perkembangan demokrasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. “Indonesia mengalami perkembangan demokrasi yang cukup signifikan. Hal ini ditandai oleh beberapa hal seperti terjaminnya kebebasan berekspresi, Pemilu yang terselenggara secara berkala, serta terpilihnya presiden dan anggota parlemen melalui pemilihan secara langsung oleh rakyat,” ujarnya. Dave Laksono juga menjelaskan bahwa Indonesia yang memiliki heterogenitas yang cukup besar namun tetap bisa menghargai perbedaan dan juga mampu memadukan antara Islam dan demokrasi meskipun Indonesia memilki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. “Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia terdiri dari 13.466 pulau, ratusan bahasa serta etnik dan memiliki penduduk dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Ini adalah bukti nyata bahwa Islam dan demokrasi dapat tumbuh bersama di Indonesia, we are united in diversity,” tuturnya. Meskipun demikian, jelas Dave Laksono, demokrasi tidak hanya dimaknai berdasarkan parameter tersebut. Demokrasi juga bukan sistem politik yang one size fits all. Demokrasi memiliki prinsip-prinsip universal, namun juga harus didasari oleh nilai dan budaya setempat. Oleh karena itu, jelasnya, Indonesia merumuskan satu sistem demokrasinya sendiri, yang dinamakan dengan Demokrasi Pancasila. “Yakni satu bentuk gagasan demokrasi yang berdasarkan pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan mufakat, serta keadilan sosial,” katanya. (jml/rls)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: