Modal HP, Prostitusi Pindah ke Rumah-rumah
GABUS WETAN –Meski banyak ditentang, bisnis prostitusi selalu bisa bertahan. Pemerintah Kabupaten Indramayu sepertinya harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan Bumi Wiralodra bebas prostitusi. Pasalnya, kini mulai terendus praktik pelacuran terselubung. Kali ini para mucikari memanfaatkan rumah warga sebagai lokasi bisnis esek-esek. Prostitusi rumahan ini diduga kuat dilakoni oleh Pekerja Seks Komersial (PSK) yang semula beroperasi di wilayah pantura Kandanghaur dan Patrol. Lantaran sarangnya dibongkar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Indramayu, merekapun berpindah tempat dan beralih menjadi PSK rumahan di kampung halaman. Bermodal komunikasi lewat handphone, para PSK dengan mudah menggaet para pelanggan untuk datang ke rumah melanjutkan pelampiasan hasrat setelah sebelumnya terganggu ulah Satpol PP. Kendati sulit dibuktikan, realita ini terkuak menyusul ditemukannya dua hunian warga di wilayah Kecamatan Gabus Wetan yang diduga menjalankan praktek prostitusi rumahan. Berlokasi di perbatasan Kecamatan Bongas, pemilik rumah sengaja menyewakan kamar tempat tinggalnya untuk pasangan selingkuh. Berkali-kali dirazia petugas Satpol PP setempat, pelakunya sulit ditangkap. Belakangan diketahui, dua rumah semi permanen itu hanya sewaktu-waktu digunakan. Kadang siang, sore atau malam hari. Camat Gabus Wetan, Budi Setiawan SSos MSi membenarkan informasi itu. Pihaknyapun jauh-jauh hari telah memerintahkan Satpol PP dan aparat desa setempat untuk terus memonitor keberadaan bisnis esek-esek di dua rumah itu. “Dua rumah itu menjadi target kami untuk diusulkan dibongkar,” kata dia kepada Radar, Selasa (29/3). Dari data yang dimiliki Satpol PP Kecamatan Gabus Wetan, selain di Blok Kunir, terdapat sejumlah warung remang-remang (warem) di Blok Cetol Desa Drunten Wetan yang juga diduga menjadi tempat prostitusi terselubung. Mengantisipasi merebaknya prostitusi rumahan, pihaknyapun telah meminta para kuwu dan lurah untuk mengawasi pemukiman warga khususnya yang ada anggota keluarganya menjadi PSK. “Prostitusi rumahan ini memang sulit ditemukan, tapi kita minta aparat desa untuk mengawasi seluruh rumah warga agar jangan sampai menjadi tempat prostitusi terselubung,” jelas dia. Kekhawatirannya sangat berasalan. Hal ini mengingat, berdasarkan data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, 336 warga Gabus Wetan tercatat sebagai PSK. Mereka tersebar di hampir 10 desa se-Kecamatan Gabus Wetan. Meski belum dilakukan pendataan ulang, diperkirakan jumlah PSK kemungkinan bertambah menyusul dilakukan penertiban lokalisasi Saritem, Bandung dan Kalijodo, Jakarta. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: