Berharap pada Ferrari di Grand Prix Bahrain

Berharap pada Ferrari di Grand Prix Bahrain

Ferrari hampir mencuri kemenangan di Grand Prix Australia. Di Bahrain akhir pekan ini, ekspektasi terhadap skuad Kuda Jingkrak semakin meningkat. Mampukah? Ulasan Azrul Ananda BALAPAN pembuka Formula 1 2016 di Australia seperti bermain-main dengan perasaan para penggemar Ferrari. Sebelum lomba, ada harapan besar tim itu bakal bisa mengganggu Mercedes. Saat kualifikasi, perasaan para tifosi seperti hancur, karena selisih waktu antara Mercedes di depan dengan Ferrari relatif jauh. Saat start lomba, fans Ferrari kembali bersorak. Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen mampu melakukan start spektakuler, menyalippasangan Mercedes dan memimpin di putaran pembuka. Lalu tiba bendera merah, lomba dihentikan sesaat karena kecelakaan spektakuler Fernando Alonso. Mercedes menang taktik, memasang banmedium, lalu melaju tanpa pit stop sampai finish. Vettel harus pit stop sekali lagi, dan kemudian hanya finish di urutan tiga, di belakang Nico Rosberg dan Lewis Hamilton. Raikkonen gagal finish karena kerusakan mobil. Tidak perlu diperdebatkan lagi, andai ikut strategi Mercedes saat bendera merah, Vettel mungkin bisa mencuri GP Australia. Tapi kini mereka harus mencari cara untuk membalasnya di lomba-lomba selanjutnya. Kesempatan pertama adalah akhir pekan ini di Bahrain. Tahun lalu, ada gap sekitar 0,5 detik per lap antara Mercedes dan Ferrari saat kualifikasi di Bahrain, di sirkuit sepanjang 5,412 km. Di akhir lomba, Raikkonen mampu finish kedua, hanya tiga detik di belakang Hamilton setelah 57 putaran. Selain itu, Raikkonen mampu mencatat fastest lap, menunjukkan speed Ferrari dalam kondisi lomba. Tahun ini? Melihat hasil di Australia, banyak yang bilang Ferrari mungkin hanya akan tertinggal 0,3 detik per lap saat kualifikasi. Itu berarti, Ferrari bisa lebih kompetitif lagi saat lomba. Dan itu memberi harapan kepada tifosi bahwa Vettel dan Raikkonen bisa memberi tantangan langsung pada pasangan Mercedes. \'\'Bahrain adalah lintasan yang seharusnya cocok untuk Ferrari. Jadi kami merasa gap dengan kami akan lebih dekat, dan akan ada pertarungan ketat akhir pekan ini,\'\' kata Toto Wolff, principal Mercedes. Di sisi lain, Ferrari juga akan habis-habisan mencoba menghapus kekecewaan di Australia. \'\'Kecepatan kami saat lomba sangatlah baik. Mobil kami sangatlah baik. Tapi kami tidak boleh berhenti berusaha,\'\' ujar Maurizio Arrivabene, principal Ferrari. \'\'Kami harus terus melakukan pengembangan, karena setiap lomba akan menghasilkan cerita yang berbeda-beda. Kami harus selalu membuka lembaran baru, menatap ke depan. Tidak lagi memikirkan apa yang telah kami capai di Australia, tapi bagaimana bisa berbuah lebih baikdi Bahrain,\'\' papar dia. Dalam dua tahun kepemimpinannya, Arrivabene memang telah mampu membangkitkan gairah Ferrari. Dan dia tidak mengupayakannya sendirian. Sebastian Vettel, yang baru bergabung tahun lalu, juga disebut mampu meningkatkan semangat seluruh personel Kuda Jingkrak. Jock Clear, mantan engineer top Mercedes yang kini bergabung di Ferrari, mengungkapkan betapa besarnya peran Vettel itu. Dia melihat pembalap Jerman itu punya karakter mirip dengan superstar Jerman lain, Michael Schumacher. \'\'Dia (Vettel, Red) adalah juara dunia empat kali dan dia seperti bersinar setiap kali berada di garasi, di dalam mobil, di markas, maupun di dalam simulator,\'\' papar Clear. \'\'Dia tahu bagaimana membuat orang di sekelilingnya bekerja lebih baik. Dia tahu bagaimana menyeret tim ke arah lebih baik. Dia tahu bagaimana cara berkomunikasi,\'\' lanjut pria yang pernah membantu Jacques Villeneuve meraih juara dunia pada 1997 saat di Williams tersebut. Musim 2016 baru menyelesaikan satu lomba. Masih ada 20 lagi. Tapi bagi penggemar Ferrari, tanda-tandanya sudah lebih membahagiakan. Tim ini berada di jalan yang benar, kembali menuju puncak F1. Gebrakan pertama itu bisa terjadi di Bahrain akhir pekan ini... (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: