Hari Ini Mulai UN, Bisa Terganggu karena Listrik dan Internet
JAKARTA- Ujian akbar tahunan, Ujian Nasional (UN) 2016 resmi digelar hari ini (4/4). Kemendikbud pun tidak bisa menjamin pelaksanaannya bakal nihil masalah teknis. Siswa diminta tak perlu gugup saat mendapati gangguan teknis dalam pelaksanaan ujian yang diikuti 3,3 juta siswa ini. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud, Nizam menuturkan masalah teknis yang berpotensi muncul di antaranya untuk UN berbasis komputer (computer based test/CBT). Apalagi tahun ini jumlah sekolah tempat UN CBT bertambah banyak sekitar lipat empat. Total tahun ini ada empat ribuan sekolah yang menyelenggarakan UN berbasis komputer itu. Nizam mengatakan masalah klasik yang menghantui pelaksanaan UN CBT adalah suplai listrik. “Ada pemadaman atau tidak, itu yang tahu PLN,” katanya di Jakarta kemarin (3/4). Meskipun begitu, guru besar Fakultas Teknik UGM Jogjakarta itu telah melayangkan surat permohonan suplai listrik lancar di sekolah pelaksana UN CBT. Dia menuturkan jika ada peserta UN CBT yang mengalami pemadaman listrik, tidak perlu risau. Sebab ujian tidak akan diulang dari depan. Dengan sistem penyimpanan digital, otomatis data jawaban siswa tersimpan sampai jawaban yang terakhir. Intinya siswa tinggal melanjutkan pengerjaan soal ujian berikutnya. Selain itu untuk durasi atau waktu pengerjaan soal ujian juga tidak termakan lamanya pemadaman lampu. Nizam mengatakan pengawas maupun proktor yang bertugas di ruang ujian siap membantu seluruh keluhan yang dialami siswa. Nizam juga tetap memberikan perhatian kepada pelaksanaan UN berbasis kertas. Dia mengatakan total sekolah yang melaksanakan UN konvensional itu tetap lebih banyak dibandingkan UN CBT. Persoalan lawas yang kerap terjadi di UN berbasis kertas adalah paket kertas ujian cacat. Seperti sobek, tidak terbaca, tertukar atau lainnya. “Sebelum dikerjakan, mohon paket soal dilihat secara utuh,” katanya. Jika ada yang cacat, siswa diminta untuk segera melaporkan ke pengawas. Sehingga bisa segera diganti dengan naskah cadangan. Nizam menjelaskan di setiap amplop soal ujian, disisipkan paket soal cadangan. Jumlahnya tidak banyak. Jika paket cadangan di satu ruang ujian tidak cukup, bisa meminta ke ruang ujian lainnya. Jika paket cadangan di satu sekolah tidak cukup, bisa meminta ke sekolah penyelenggara UN yang terdekat. Nizam juga mewanti-wanti siswa tidak perlu menyontek atau berbuat kecurangan lainnya. Kepala Pustekkom (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Kemendikbud Arif Santoso mengatakan untuk mengantisipasi gangguan sambungan internet, selama proses UN CBT berlangsung sama sekali tidak tersambung ke jaringan internet. Sifatnya hanya berada di jaringan intranet (internal sekolah) saja. Tetapi setelah ujian selesai, server di setiap ruang ujian langsung terhubung ke server Kemendikbud di Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengunggah jawaban siswa untuk segera dilaksanakan penilaian. Melalui sistem ini, penyelenggaraan UN CBT tidak rentan disabotase peretas. Secara khusus, Mendikbud Anies Baswedan kemarin menyampaikan pesan jelang UN. Dia menyampaikan bahwa anak sulungnya, Mutiara Baswedan, juga menjalani UN. “Perasaan saya sama. Ada rasa khawatir juga,” katanya. Anies tidak memungkiri semua orang tua ingin anaknya mendapatkan nilai UN yang bagus. Namun dia mengingatkan bahwa integritas atau kejujuran juga penting untuk ditanamkan. Menteri lulusan UGM Jogjakarta itu berharap orang tua ikut menciptakan suasana tenang. Khususnya di dalam rumah. Kemudian untuk para siswa peserta ujian, Anies meminta tidak perlu tegang. Apalagi UN tahun ini tetap dipertahankan tidak menjadi penentu kelulusan. “Mari mulai mengerjakan dengan berdoa,” tandasnya. (wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: