Dites, Calon Jamaah Haji Ternyata Kurang Bugar
KESAMBI – Memastikan kesehatan dan kebugaran 247 Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kota Cirebon, Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan tes kebugaran dengan berbagai komponen. Diantaranya tes jalan atau lari sejauh 1,6 kilometer. Di samping itu, bagi CJH yang memiliki riwayat penyakit tertentu, dapat ditangani dengan baik sebelum berangkat. Bila tidak, keberangkatan bisa gagal. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Kota Cirebon, Trimulyaningsih SKM MKM mengatakan, bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, ratusan jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci pada 8 Agustus 2016, wajib mengikuti tes kebugaran. Di dalamnya ada item pemeriksaan kesehatan. Termasuk berjalan atau lari kecil sejauh 1,6 kilometer. “Ada variabel penilaian untuk menentukan bugar atau tidak,” ucap Trimulyaningsih, kepada Radar, Jumat (8/4). Variabel penilaian kebugaran tersebut meliputi waktu tempuh dibagi dengan rumus tertentu. Faktor usia dan jenis kelamin menjadi pembeda penilaian. Tes tersebut, lanjutnya, dilakukan dengan cara jalan maupun lari secara konsisten sejak awal hingga selesai. Namun, Trimulyaningsih mengingatkan tes itu tidak boleh dipaksakan. Karena kalau dipaksakan, tidak dapat menunjukan penilaian sesungguhnya. Begitupula bagi yang tingkat jasmani kurang, cukup maupun baik, ada program latihan sendiri sesuai dengan porsinya. Pembinaan kebugaran CJH Kota Cirebon tersebut melalui beberapa tahapan. Sebelumnya, mereka telah melalui tes kebugaran di puskesmas wilayah masing-masing. Untuk lebih memastikan kebugaran sebelum berangkat haji, ratusan CJH itu melakukan rangkaian tes di Dinkes Kota Cirebon. “Kita menindaklanjuti saja. Selanjutnya ada tes kebugaran lagi. Ini untuk memastikan CJH benar-benar bugar saat berangkat haji,” tukasnya. Dengan tes kebugaran tersebut, dapat diindikasikan beberapa hal. Termasuk didalamnya riwayat penyakit. Bila diketahui riwayat penyakit menular, harus ditangani pengobatan sejak dini. Sehingga, saat berangkat haji tidak menularkannya kepada jamaah lain. Setidaknya sejak empat bulan sebelum berangkat sudah dilakukan pengobatan dengan jangka waktu beberapa bulan. Bila belum sembuh, CJH tersebut besar kemungkinan tidak dapat berangkat haji pada tahun tersebut. Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Bidang PMK Dinkes Kota Cirebon, Memet Slamet SKM menerangkan, ada beberapa indikator yang diperiksa bagi CJH. Diantaranya meliputi riwayat penyakit, tekanan darah, nadi dan faktor resiko dari jamaah haji. Dinkes menggelar dua kali tes kebugaran. “Sekarang dan nanti satu bulan sebelum berangkat. CJH berangkat pada 8 Agustus 2016,” ujarnya. Tidak hanya itu, seluruh CJH wajib melakukan vaksinasi meningitis dan influenza. Hal ini untuk memberikan perlindungan imunitas saat melakukan ibadah haji dan memberikan rasa nyaman bagi CJH. Berdasarkan data yang ada, CJH didominasi usia lanjut. Faktor ini pula membuat kebugaran mereka menurun. Bahkan, tahun lalu banyak ditemukan CJH memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi dan osteoporosis. Penyakit tersebut sering menyerang CJH usia tua. Karena itu, dinkes melakukan tes kebugaran untuk memastikan mereka mampu melakukan ibadah haji yang memerlukan tenaga ekstra. “Kalau punya penyakit menular dan belum sembuh, keberangkatan bisa ditunda. Pemeriksaan CJH dari Februari, April dan Juli nanti,” ucapnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: