Tottenham vs Manchester United, Lads, It’s United
LONDON - Lawan Manchester United itu selalu complicated bagi Tottenham Hotspur. Terutama ketika United berada di bawah kekuasaan Sir Alex Ferguson dari tahun 1986 sampai 2003. Dari 40 kali bentrok di era Premier League, hanya empat kali Spurs dapat memenangi laga. Artinya, hanya 10 persen peluang The Lilywhites – julukan Tottenham – menang atas United. Mantan kapten United Roy Kane dalam autobiografinya yang berjudul The Second Half mengungkapkan, Fergie hanya mengucap tiga kata di dressing room ketika melawan Spurs. \'\'Lads, It\'s Tottenham,\'\' begitu yang diucapkan Fergie. Atau apabila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya kira-kira \'\'Ini Tottenham, Kawan,\'\'. Manjurnya tiga kata itu tetap bertahan setelah Fergie pensiun pada Mei 2013. Lima kali duel dalam tiga musim, Spurs hanya menang sekali! Di White Hart Lane, London, malam nanti rekor sulit tersebut berpeluang terjadi. Kalau sudah begini, sepertinya sudah saatnya bagi Mauricio Pochettino mengucap tiga kata sakti seperti yang dikatakan Fergie itu. Hanya beda nama klubnya, menjadi \'\'Lads, It\'s United,\'\' atau \'\'Ini United, Kawan,\'\'. Karena tertahan atau bahkan kalah dari Setan Merah – julukan United – akan jadi pemberat langkah Spurs mengejar Leicester City di puncak klasemen sementara Premier League. Setelah pekan 32, tidak mustahil jika gap poinnya Spurs dan Leicester melebar dari tujuh poin menjadi 10 poin. Itu artinya, Hugo Lloris dkk harus bersiap melemparkan handuknya dalam pacuan trofi Premier League 2015-2016. \'\'Karena itulah kami harus mengalahkan United supaya tetap bertahan dalam jalur perburuan gelar juara,\'\' ucap striker Spurs, Harry Kane kepada London Evening Standard. Tanpa berharap The Foxes – julukan Leicester – terpeleset dalam enam laga yang tersisa di Premier League, Kane menyebut Spurs fokus dengan jalannya sendiri. \'\'Sebab kami tahu Leicester bisa saja terus menang sampai akhir musim, tapi apapun bisa terjadi dalam pekan-pekan ke depan,\'\' lanjutnya. Leicester sudah bertandang ke Stadium of Light – homeground Sunderland – 150 menit sebelum laga Spurs-United. Itu berarti hasil di Sunderland bakal memacu pemain Spurs untuk mematahkan mitos susah menangnya melawan United di White Hart Lane yang sudah bertahan selama 15 tahun. \'\'Percayalah, dalam sepak bola apapun bisa terjadi. Apabila Leicester gagal, maka kami haram untuk kehilangan tiga poin. Namun, apapun yang terjadi di Sunderland, itu tidak akan mengubah gaya main kami. Kami tetap fight,\'\' tutur Pochettino, sebagaimana dikutip dari Four Four Two. Musim ini, Spurs sudah kalah di Old Trafford. Namun, itu terjadi di laga pertama musim 2015-2016. Spurs sekarang sudah beda. Persentase menangnya terbaik ketiga di Premier League dengan 53,1. Sedangkan jika di White Hart Lane persentase menangnya jadi 56,25. Dengan Jan Vertonghen yang masih diragukan untuk bermain, defense Spurs perlu waspada barisan penyerang United. Bukan hanya Marcus Rashford. Juan Mata, Anthony Martial, dan Jese Lingard punya kemampuan membunyikan alarm bahaya Spurs dengan porsi sama besarnya. Dari 17 gol United sejak awal 2016, 11 gol atau 64,7 persen di antaranya didapat dari empat pemain itu. Pochettino tidak peduli dengan statistik Spurs ketika bermain di kandang sendiri yang hanya kebobolan 0,75 gol tiap game. Terbaik dibandingkan klub-klub di top three. \'\'Butuh main 100 persen dan memberikan perlawanan terbaik,\'\' klaim pelatih berkebangsaan Argentina itu. Pochettino mendeklarasikan, dalam enam laga tersisa Spurs tidak boleh melepas satu poin pun ke tim lawan. \'\'Kami ingin bersaing sampai akhir musim, dengan harapan saat kami melawan Newcastle di laga terakhir (15/5) kami masih memiliki kemungkinan memenangi Premier League,\'\' imbuh pelatih dengan persentase menang 50,96 persen di Spurs itu. Nah, demi target Pochettino itulah Harry Kane sebagai bomber utama Spurs wajib untuk pecah telor melawan United. Itu lantaran Hurricane – julukan Kane – dalam empat kali melawan United tidak pernah mencetak gol. Kane tinggal mengharapkan komposisi United di back four tidak lengkap. Daley Blind sampai berita ini ditulis masih ditunggu kondisinya. Bek Belanda itu masih belum 100 fit kebugarannya. Berbicara di dalam situs resmi United, pelatih Louis van Gaal mengatakan bahwa kesulitan Kane menjebol gawang David De Gea bukanlah alasan yang membenarkan timnya bakal menyulitkan Spurs. Van Gaal menepikan dominasi 38,5 persen gol Kane dalam pundi-pundi gol klub London Barat tersebut. \'\'Begitu kami menyebut itu sebagai alasan kami bisa menang, itu tandanya kami tidak cerdas. Kane pemain penting, tapi kami menganalisa serangan dari (Christian) Eriksen dan Dele Alli yang sama bahayanya,\'\' beber The Iron Tulip, julukan Van Gaal. Van Gaal kemudian menginventarisir daftar ancaman yang bisa dihadirkan Spurs. Barisan defense yang terdiri dari penjaga gawang Hugo Lloris sampai bek tengah Toby Alderweireld mampu menjadikan defense Spurs sebagai terbaik di antara klub-klub top four. \'\'Lloris dengan set play cepatnya, lalu Alderweireld yang punya passing bagus,\'\' pujinya. \'\'Overall, Spurs punya skuad yang bagus, dan Pochettino mampu meramunya jadi permainan kolektivitas yang indah. Tim ini punya pressing tinggi plus positional game-nya yang bagus pula. Mencetak gol terbanyak (57 gol), cleansheet-nya pun juga banyak (11 kali), itu tandanya tim ini sangat bagus organisasi permainannya,\'\' ulasnya. Apapun itu kelebihan Spurs, sebiji poin pun akan sangat penting bagi Michael Carrick dkk untuk menjaga kans di jalur menuju Liga Champions-nya. United masih satu angka dengan Manchester City. Sebelum laga City melawan West Bromwich Albion tadi malam, City masih mengoleksi 54 poin. Sedangkan United 53 poin. Meski begitu, Van Gaal menggaransi pemainnya tidak dalam kondisi pressure ketat untuk tugas itu. \'\'Sebaliknya, pressure ada di tangan Spurs, karena mereka terbebani tugas mengejar Leicester, ini tidak akan mudah bagi kami, dan sangat susah, ini fakta,\'\' koarnya. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: