Angkot Masih Belum Mau Turunkan Tarif, Ini Alasannya…

Angkot Masih Belum Mau Turunkan Tarif, Ini Alasannya…

KEJAKSAN - Meski harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah mengalami penurunan sekitar dua pekan lalu. Nampaknya tarif angkutan perkotaan (Angkot) di Kota Cirebon tidak akan ikut turun. Pasalnya, tarif angkutan umum sudah ada standarirasi rentang berdasarkan Peraturan Walikota (Perwali) 11/2015 tentang penetapan tarif angkutan Kota Cirebon. Sekretaris Organisasi angkutan daerah (Organda) Kota/ Kabupaten Cirebon, Karsono SH MH menjelaskan, berdasarkan kebijakan pemerintah terkait harga BBM dunia yang fluktuatif, organda langsung turut mengambil sikap agar tarif angkutan umum disesuaikan dengan standar aturan. \"Bukannya organda tidak mau menurunkan tarif. Justru tarif angkot sudah kami lakukan penurunan sejak premium masih diharga Rp7.050/liter,\" ungkap Karsono, kepada Radar, Selasa (12/4). Dijelaskan dia, berdasarkan perwali disebutkannya tarif angkutan dengan harga BBM (premium) di rentang I Rp6.000-Rp7.499 per liter adalah Rp3.500 untuk umum dan Rp2.500 untuk pelajar. Artinya, dengan penurunan harga BBM belum lama ini yang menjadi Rp.6.550/liter tidak mempengaruhi tarif angkutan umum. \"Kalau berdasarkan Perwali harga BBM sebesar Rp6.550/liter masih berada ditarif ring atau rentang 1, yang artinya tidak ada penurunan tarif,” katanya. Sementara pada rentang kedua, untuk harga BBM Rp7.500-8.999, tarif angkot ialah Rp4.000 untuk umum dan Rp3 ribu untuk pelajar. Sedangkan tarif rentang ketiga diperuntukan bilamana harga BBM Rp9 ribu-11 ribu maka tarif ankutan umum ialah Rp4.500 untuk umum dan Rp3.500 untuk pelajar. \"Masyarakat jangan khawatir. Kalau harga BBM-nya di bawah rentang I kami juga akan melakukan pengkajian ulang bersama walikota dan bupati,\" tuturnya. Sopir Angkot, jurusan Gunungsari- Plered, Tholib mengatakan kepastian tarif angkot sudah diatur jelas. Dikatakannya, penurunan harga BBM tidak berpengaruh terhadap pendapatan para supir juga pada harga sembako. \"Kalau mau turun lagi tarif ya repot. Kan apa-apa sudah mahal,\" katanya. Selain itu, kata dia, saat ini kondisi angkutan umum juga semakin sepi penumpang. Masyarakat, sudah banyak yang memiliki kendaraan sendiri baik roda dua maupun empat. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: