Dave: Empat Pilar Cegah Kemajemukan Jadi Konflik
CIREBON- Empat pilar kebangsaan menjadi alat pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Anggota DPR/MPR RI, Dave Akbarshah Fikarno Laksono ME menyebutkan perlu penanaman dan penghayatan empat pilar tersebut di tengah masyarakat. Sehingga kemajemukan masyarakat tidak menjadi konflik. Menurut Dave, ada empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua DPD Golkar Kabupaten Cirebon itu dalam acara sosialisasi empat pilar di Hotel Koening, Jl Tuparev Cirebon, Rabu (20/4). Ia menjelaskan keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural. Pendekatan ini dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar kebangsaan menipis. Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa. \"Pembangunan yang tepat, harus memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat yang berlaku,\" ungkap Dave kepada Radar. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, tetapi juga menyejahterakan masyarakat. Dave melanjutkan pendekatan edukatif juga diperlukan karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi tersebut terjadi saat remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada pendidikan di antara kedua lembaga ini. \"Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga baik. Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua harus mencarikan wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan semisal lewat kegiatan di Pramuka,\" jelasnya. Pendekatan hukum, tambah Dave, dilakukan dengan adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus ditindak dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma hukum harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain. Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural. Keempat pilar ini perlu terus diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun Tetangga, Rukun Warga, kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga gubernur. Salah satu solusi menjawab krisis moral yang terjadi di Indonesia adalah melalui penguatan pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan ini memperkokoh karakter bangsa dimana warga negara dituntut lebih mandiri, tanggung jawab, dan mampu menghadapi era globalisasi melalui transmisi empat pilar. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: