Banjir, Ada Wanita Hamil Melahirkan di Atap Rumah
BEKASI– Banjir bandang di Perum Pondokgede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, kemarin (22/4), ‘memaksa’ empat perempuan yang tengah hamil tua langsung mengalami kontraksi. Satu orang di antaranya bahkan terpaksa melahirkan. Umumnya, mereka sudah mengalami kontraksi saat masih berada di atap rumah sebelum tim evakuasi datang. \"Ada empat wanita hamil yang sudah dievakuasi ke rumah sakit. Satu orang terpaksa melahirkan di bidan yang tempat praktiknya itu sudah kebanjiran. Alhamdulillah semuanya sehat,’’ ungkap petugas Puskesmas Jatiasih Ita Yulia, kemarin (22/4). Perempuan beruntung itu adalah Nauza. Perempuan berusia 30 tahun ini melahirkan anak pertamanya saat memeriksakan diri di bidan yang tak jauh dari rumahnya. Ya, pagi itu Nauza memang sedang mengecek kandungannya yang memasuki usia kehamilan sembilan bulan. Saat berangkat ke bidan, banjir belum datang. Musibah datang saat jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Rumah praktik bidan itu mendadak banjir. Air pun menggenangi tempat praktik. Tak lama berselang, putra pertamanya lahir. Ibu dan anak itu lalu dievakuasi ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan perawatan lebih lanjut. Lain lagi dengan yang dialami Binti. Perempuan 33 tahun yang hamil sembilan bulan itu tak berani keluar rumah meski ketinggian air sudah mencapai atap rumah. Saking takutnya melihat derasnya air, Binti lebih memilih bertahan di atap rumah. Awalnya, saat akan dievakuasi oleh tim, dirinya sempat menolak naik ke perahu karet karena takut. Setelah dibujuk, Binti pun mau naik ke atas perahu untuk dievakuasi. Dia langsung dibawa ke tenda kesehatan. Ketakutan Binti di hamil anak ketiganya ini membuat dirinya mengalami kontraksi pembukaan pertama saat berada di dalam tenda. Kondisi serupa dialami ibu hamil lainnya. Eka Susilawati (28) yang tengah mengandung anak pertama juga mengalami kontraksi saat dievakuasi. Ketakutan dan stres membuat dirinya pasrah saat dibawa tim evakuasi ke tenda kesehatan. Eka terlihat kesakitan karena kontraksi yang dialaminya. Tim medis pun langsung membawanya ke rumah sakit guna tindakan lebih lanjut menjelang proses persalinannya. Naova (40) yang mengandung sembilan bulan juga begitu. Perempuan yang sedang mengandung anak pertamanya ini mengalami ketakutan luar biasa dan berujung kontraksi. Sementara itu, di dalam tenda kesehatan, petugas puskesmas terlihat begitu sibuk melakukan perawatan terhadap warga yang membutuhkan pertolongan. Ita mengatakan, ada delapan petugas yang melayani warga korban banjir. Mereka yang kondisinya parah, seperti perempuan hamil dan sakit parah langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat. Pemeriksaan kesehatan juga dilakukan kepada warga yang menderita hipertensi dan stroke. \"Delapan petugas melakukan pemeriksaan terhadap warga yang datang ke tenda kesehatan. Bila dianggap parah langsung kami rujuk ke RS terdekat, seperti tadi ada empat wanita hamil, dua ibu sudah dalam pembukaan satu jadi langsung kami bawa ke RS,\" katanya. Ita melanjutkan, untuk persedian obat masih aman untuk lima hari ke depan. Petugas kesehatan akan terus standby di lokasi banjir. Untuk sementara ada 15 warga yang mendapatkan perawatan di tenda kesehatan, sambil menunggu kondisinya stabil baru akan dibawa oleh keluarganya. Banyak warga yang sudah dibawa keluarganya untuk diungsikan ke rumah sanak saudaranya. \"Ada 15 warga yang masih dalam perawatan medis. Sambil menunggu dijemput oleh sanak keluarganya untuk di bawa pulang. Kami juga akan terus standby di lokasi banjir sampai menunggu situasi aman,\" ujarnya. Terpisah, Kepala BPBD Kota Bekasi Heri Ismiraldi memastikan, banjir yang melanda Kota Bekasi, kemarin (22/4), merupakan banjir kiriman akibat meluapnya Kali Cikeas dan Cileungsi. \"Jadi ini banjir kiriman karena air dari Cikeas dan Cilengsi menjadi satu masuk ke Kali Bekasi. 100 lebih personel gabungan kami terjunkan untuk melakukan evakuasi, terutama untuk orang tua, balita, ibu hamil, anak-anak, dan warga yang sedang dalam kondisi sakit,\" ungkap Heri saat di lokasi. Heri menambahkan, ketingian air diperkirakan akan terus meningkat karena di bagian hulu hujan masih deras. Derasnya air membuat tanggul penahan di dalam komplek PGP jebol. “Data sementara, ada delapan titik di sepanjang Kali Bekasi yang ketingian airnya lebih dari tiga meter dan tim penyelamat semuanya tersebar di delapan titik banjir tersebut,” imbuhnya. Pria yang akrab disapa Heri melanjutkan, akan fokus terhadap keselamatan warga terlebih dahulu dan mengevakuasi ke tempat yang dianggap aman. \"Tenda keluarga dan dapur umum telah berdiri dan warga sudah bisa beristirahat di tenda serta logistik yang cukup,\" ujar Heri. Untuk diketahui, air mulai masuk ke dalam rumah warga sekitar pukul 07.00 WIB. Warga yang panik langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, tanpa membawa barang berharga. Warga yang tidak sempat ke luar rumah memilih bertahan di atap rumah. Tim gabungan yang berasal dari BPBD Kota Bekasi, BNPB, TNI, Polri, dan Satpol PP bahu membahu menyelamatkan warga yang masih bertahan di atap rumah dengan menggunakan sembilan perahu karet dan dua perahu mesin. Saat dilakukan penyisiran banyak warga yang sedang dalam kondisi sakit yang terjebak di dalam rumah, serta ibu hamil sembilan bulan nyaris melahirkan di atap rumah. Warga yang dalam kondisi sakit langsung dibawa ke RS terdekat guna mendapatkan perawatan medis. Salah seorang warga, Ismed menceritakan, air masuk ke dalam rumah dengan deras. Awalnya Ismed mengevakuasi keluarganya terlebih dahulu. Tapi begitu dirinya balik lagi ke rumah untuk mengambil barang berharga miliknya, ketinggian air sudah mencapai atap rumah. \"Pas air masuk saya evakuasi keluarga dulu. Gak lama balik lagi air udah sampe genteng, semua barang habis kerendem pakaian juga yang di pake ini aja,\" tutur Ismed kepada Radar Bekasi. Ismed berharap banjir segera surut, dan dirinya juga mengaku kebingungan karena sudah tidak memilik pakaian serta barang berharga seperi surat-surat tidak diketahui nasibnya. \"Gak tau ini nanti gimana, baju cuma yang di badan, semua benda surat-surat ijazah, dokumen penting gak tau lagi ke mana,\" tandasnya. Hingga pukul 17.00 WIB, tim penyelamat gabungan masih terlihat mengevakuasi warga yang masih bertahan di atap rumah. Dan menyisir ke setiap gang guna mencari warga. Diperkirakan penyisiran akan terus dilakukan serta menutup akses jalan masuk agar memudahkan tim penyelamat melakukan evakuasi. Banyak warga terutama ibu-ibu menangis histeris melihat rumah mereka tenggelam. (dat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: