Ayo Baca Buku, Simpan Dulu Gadgetmu

Ayo Baca Buku, Simpan Dulu Gadgetmu

Selamat Hari Buku Sedunia. Mungkin masih banyak yang tidak tahu bahwa 23 April merupakan tanggal resmi ditetapkan sebagai Hari Buku Sedunia. Di tanggal ini coba tengok dan baca kembali buku-buku yang mungkin sudah berdebu, dan lupa akan sentuhan tangan HARI Buku Sedunia atau World Book Day adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh UNESCO untuk mempromosikan membaca, penerbitan dan hak cipta. UNESCO memilih tanggal ini guna mendorong kepada setiap orang untuk menemukan kesenangan dalam membaca. Hari peringatan ini juga turut memberikan apresiasi kepada pengarang-pengarang besar yang telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan sosial dan budaya. Namun sayang, peran buku saat ini sepertinya semakin tergantikan oleh perangkat-perangkat digital yang membanjiri seluruh pelosok dunia. Lebih mirisnya lagi, banyak yang lebih memilih gadget, seperti tablet android dan smartphone untuk bermain daripada buku-buku gambar ataupun kertas sebagai media corat-coret. \"Karena lewat smartphone yang kita punya bisa cari apa saja. Baca lewat e-book juga bisa,\" ujar Atun (19), mahasiswi salah satu universitas di Cirebon. Dalam mengerjakan tugas misalnya, Atun dan rekan mahasiswa lainnya lebih senang mencari bahan tugas tersebut melaui internet dengan menggunakan gadget yang dimiliki daripada membeli buku atau meminjam buku di perpustakaan. Alasannya adalah mencari informasi lewat internet lebih cepat, mudah, dan murah. Tidak perlu bersusah payah mencari referensi di buku yang tebal, apalagi sampai harus mengeluarkan uang banyak untuk membelinya. \"Tapi kalau ada tugas kuliah yang memang harus cari di buku ya kita ke perpustakaan atau toko buku,\" tambahnya. Di luar tugas kuliah, Atun jarang membaca buku. Hal yang sama dikatakan Moulina (20), mahasiswi lainnya. Ia mengaku kurang minat membaca buku karena fasilitas ruang baca di Cirebon sangat kurang. \"Perpustakaan umum aja bisa dihitung jari. Itupun buku-bukunya kurang komplit dan ruang bacanya kurang nyaman,\" tuturnya. Ia menyarankan agar Cirebon punya tempat-tempat atau ruang baca umum untuk masyarakat. \"Selain toko buku kan jarang ada ruang baca di tempat umum. Makanya kalau saya sendiri lebih nyaman baca-baca di smartphone, bisa dilakukan dimana saja,\" ungkapnya. Mahasiswi lainnya, Mutiara (20) menyarankan agar ruang baca di Cirebon tak hanya layaknya perpustakaan. Bisa juga dibuat ruang baca di kafe-kafe atau tempat nongkrong anak muda. Secara tidak langsung, kata Mutiara, minat baca anak muda akan terangsang. \"Ya gak perlu banyak-banyak bukunya, dan gak melulu buku pelajaran. Bacaan santai kayak novel atau bacaan umum yang ada di rak-rak kecil kafe itu kan bisa mendorong semangat membaca,\" sarannya. Sementara itu, pegiat literasi sekaligus pemilik Toko Buku Bookmarks, Alam Darussalam menilai, minat baca anak muda pada buku sangat rendah, mungkin juga di sekolah-sekolah dan kampus, guru serta dosen tidak mewajibkan mahasiswa untuk melek literasi. Event bedah buku atau diskusi buku sangat jarang. \"Kita ambil sampel fasilitas milik kampus-kampus di Cirebon. Perpustakaan seakan hanya pelengkap, tidak lengkap, dan hanya ramai saat musim ujian dan skripsi. Kemudian perpustakaan daerah, tidak inovatif. Seperti tidak terurus, bukunya tidak update,\" tuturnya. Hal tersebut, kata Alam, juga bisa dilihat bagaimana pemerintah atau lembaga semacam Universitas tidak lagi memprioritaskan buku dan aktivitas membaca. Itu belum selesai sudah dihempas oleh gelombang teknologi yang dikenal dengan gadget yang mampu mengalihkan seluruh perhatian manusia. Gadget sudah menempatkan dunia dalam layar-layar di genggaman tangan. \"Membaca buku sudah tidak lagi menjadi perhatian bahkan mungkin sudah dilupakan,\" katanya. Alam menyarankan, semua lapisan masyarakat harus saling membantu untuk menjadikan aktivitas membaca dan buku itu sendiri sebagai sebuah produk budaya. Ini jelas tidak bisa dilakukan dengan wacana-wacana belaka. \"Masukan untuk pemerintah dan lembaga terkait ini adalah membangun perpustakaan desa di Kota dan Kabupaten Cirebon. Perpustakaan desa itu menjadi sebuah ruang publik di tingkat desa atau bahkan di tiap RW mungkin,\" sarannya. Semangat menumbuhkan minat membaca baiknya dilakukan sejak usia dini. Seperti yang disampaikan Psikolog Felisia Rahmantika MPSi menanggapi minat baca saat ini. Menurutnya, ada tahapan untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini agar anak lahap membaca buku. Dorongan orang tua adalah kunci utama agar anak suka membaca buku. \"Mendorong anak-anak untuk membaca bukan berarti kita boleh memaksa anak untuk membaca. Bebaskan saja mereka membaca sesuka hati mereka,\" ujarnya. Menurut Felisia, salah satu cara mendorong anak membaca adalah dengan menyediakan bacaan yang beragam dan menarik minat anak. Dengan sendirinya, anak akan penasaran dengan bacaan-bacaan tersebut dan mau membacanya tanpa harus dipaksa. Selain itu, lanjut Felisia, mengajak anak berjalan-jalan ke toko buku adalah cara terbaik untuk membuat anak keranjingan membaca. Di toko buku, anak akan melihat beragam buku menarik sehingga merangsang minat anak pada buku-buku. Biarkan anak ikut memilih bacaan yang disukai. \"Belikan buku secara rutin agar anak senang memiliki banyak bacaan, simpan rapi di rumah maka anak akan familiar dengan buku. Jangan \" sarannya. Sebagai cara sederhana untuk memperingati Hari Buku Sedunia, mulai saat ini yuk tumbuhkan kembali semangat untuk membaca buku. Jangan sampai momen ini berlalu begitu saja dan menjadi sebatas hari peringatan yang tidak ada maknanya. Di samping itu, sebaiknya dapat lebih bijak dalam menggunakan gadget dan jangan sampai ketergantungan ya. (mike dwi setiawati)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: