Kuningan Tak Perlu Wabup, Cukup Berdayakan Sekda
KUNINGAN – Di tengah panasnya suhu pergantian posisi wakil bupati ketika sudah ditinggalkan H Acep Purnama MH nanti, Ketua Gasak (Gerakan Satu Kuningan) H Manaf Suharnaf SPd memunculkan pendapat lain. Dia meminta agar kekosongan jabatan wakil bupati kelak tidak perlu diisi. “Menurut saya mendingan tak perlu ada wakil. Lumayan bisa ngirit anggaran. Dana yang biasanya dialokasikan untuk wabup bisa dialihkan ke pos-pos lain yang lebih dibutuhkan masyarakat,” saran Manaf saat menyuarakan harapannya kepada Radar Kuningan, kemarin (24/4). Menurut dia, banyak kebutuhan rakyat yang selama ini belum terpenuhi. Seperti pembangunan infrastruktur, kebutuhan sekolah, atau kebutuhan pesantren. Semuanya selaras dengan visi Kuningan MAS yang kerap didengung-dengungkan. Kebutuhan tersebut dapat ditutupi oleh anggaran pengeluaran wakil bupati apabila tidak diisi. “Biar Kuningan kondusif juga, sehingga posisi wabup lebih baik dikosongkan saja. Saya khawatir dengan gonjang-ganjing perebutan jabatan wabup akan memicu perpecahan baik di tubuh birokrasi maupun masyarakat,” ucapnya. Apabila dipaksakan untuk diisi, Manaf menduga keharmonisan antara bupati dan wabup hanya berlangsung paling lama setahun. Selanjutnya masing-masing akan berjalan sendiri-sendiri. Ketimbang hal itu terjadi yang bisa menghambat roda pemerintahan, ia meminta agar Kuningan tidak usah ada wabup. “Di beberapa daerah lain juga banyak kok yang tak punya wakil. Ternyata lancar-lancar saja penyelenggaraan pemerintahannya. Seperti di Kota Cirebon, Kabupaten Sumedang dan Provinsi Banten. Saya yakin di Kuningan juga bisa,” tandasnya optimistis. Untuk penyelenggaraan pemerintahan, H Acep Purnama MH yang nanti diangkat jadi bupati diyakini mampu melaksanakannya tanpa wabup. Acep, sambung Manaf, bisa memberdayakan sekda, asda maupun staf ahli bupati. Terlebih Acep dinilainya masih muda dan enerjik. “Almarhumah ibu (Hj Utje Ch Suganda) saja mampu, kenapa pak Acep tidak mampu? Ibu itu kan sosok perempuan, tapi ternyata beliau mampu. Apalagi pak Acep yang usianya masih muda dan enerjik,” kata Manaf. Justru dia menyarankan agar setelah jadi bupati, Acep harus meneladani sepak terjang pemimpin terdahulu. Dengan bekerja seorang diri, Manaf merasa optimistis Acep mampu melakukannya. Tradisi wabup yang jarang ditugaskan, menurut dia, perlu dilestarikan oleh Acep setelah dilantik jadi bupati. “Ibu (almarhumah Hj Utje Ch Suganda), saya menilai berhasil dalam menjalankan tugasnya meskipun jarang menugaskan wabup. Nah, alangkah lebih bagusnya kalau diteladani oleh pak Acep. Tapi akan lebih bagus lagi jika tidak ada wabup untuk menghemat anggaran serta menjaga kondusivitas Kuningan,” pungkasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: