Petani Sliyeg Masih Jemur Gabah di Jalan
SLIYEG- Musim panen telah tiba. Para petani sedang bersuka cita karena kerja kerasnya selama empat bulan menuai hasil. Namun kebiasaan menjemur gabah di pinggir jalan ini tidak juga hilang. Misalnya saja di sepanjang Jalan Raya Sliyeg, Kecamatan Sliyeg. Hampir setengah badan jalan itu dipenuhi dengan gabah hasil panen petani. Kondisi itu pun dikeluhkan warga karena ruas jalan semakin sempit. Salah satu pengendara asal Jatibarang, Kasno (50), merasa terganggu dengan aktivitas jemur gabah di pinggir jalan itu. “Bagaimana pun kami merasa terganggu. Karena makan bahu jalan, hak kami sebagai pengguna jalan berkurang. Ini juga sangat membahayakan kami,” jelasnya, Selasa (26/4). Polisi, sebenarnya sudah memberikan peringatan pada petani untuk tidak menjemur gabahnya di pinggir jalan. Namun para petani tetap saja nekad menjemur gabahnya di pinggir jalan dengan alasan tidak ada tempat. Selain itu, menjemur gabah di pinggir jalan diyakini membuat gabah cepat kering. “Kalau hanya sebatas pinggir jalan mungkin ngngak masalah. Tapi ini hampir ke tengah. Jadi kami kan harus hati-hati. Apalagi gabah kalau terkena ban itu licin,” jelasnya. Ia pun meminta pihak terkait untuk melakukan penertiban. Para petani pun diminta untuk menjemur gabah pada tempat yang tidak mengganggu aktivitas pengendara. Sementara, salah satu petani yang menjemur gabah, Wardi (47) terpaksa nekat menjemur gabah di sepanjang Jalan Raya Sliyeg karena tidak memiliki lahan di rumah. Meski sering ditegur polisi, mau tidak mau ia menjemur gabahnya di jalan. “Memang sering diperingatkan. Tapi mau bagaimana lagi,” tuturnya. Apalagi, dengan menjemur gabah di jalan, gabah jadi cepat kering dan bisa segera dijual. “Harga gabah kering itu cenderung lebih naik daripada harga gabah basah. Kami ingin gabah kami cepat dijual, jadi ya jemur di jalan,” jelasnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: