Mustofa Pede Nyalon Bupati Cirebon

Mustofa Pede Nyalon Bupati Cirebon

SUMBER – Meski pemilihan kepala daerah Kabupaten Cirebon masih dua tahun lagi, namun suhu politik sudah mulai memanas. Dalam seminar dan diskusi “Mencari Sosok Bupati Pilihan Rakyat Tahun 2018” yang digelar DPD PKS Kabupaten Cirebon, Minggu (24/4). Ketua DPRD Kabupaten Cirebon H Mustofa SH percaya diri untuk maju dalam gelaran pesta demokrasi tersebut. Dalam diskusi tersebut, Mustofa mengatakan, jika Dr Akhmad Kholik mengajukan gagasan mengenai konsep kepemimpinan khalifah Umar bin Khatab dengan membuat tulisan esai di media massa dengan judul “Jika Umar Menjadi Pemimpin Kabupaten Cirebon”, sebentar lagi akan ada wacana baru yakni jika Mustofa Menjadi Pemimpin Kabupaten Cirebon. “Kebetulan nama kakak saya Umar pernah menjabat kuwu di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok. Mungkin giliran adiknya memimpin Kabupaten Cirebon,” katanya sambil disambut riuh tepuk tangan. Namun demikian, dirinya tetap akan mendahulukan H Tasiya Soemadi sebagai Bupati Cirebon, karena dia adalah bagian dari incumbent, sekaligus seniornya di PDI Perjuangan. “Silakan Pak Gotas dulu yang jadi bupati melanjutkan incumbent. Saya dipersiapkan untuk pemilihan mendatang,” imbuhnya. Diskusi tersebut semakin menarik, saat Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon M Luthfi menyampaikan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan untuk dia berbicara selaku peserta seminar. Luthfi mengatakan, PKB akan mempunyai peran dalam menentukan calon pemimpin masa depan, mengingat PKB memiliki jumlah kursi legislatif yang cukup untuk mengusung calon bupati. “Ingat selain PDI Perjuangan, PKB juga bisa mengusung calon bupati,” katanya. Ditambahkan, walau saat ini pemimpin incumbent diusung PDI Perjuangan, dia mempunyai prediksi bisa juga diusung partai lain. Yang menjadi pertanyaan Luthfi kepada H Mustofa SH selaku ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, jika bupati incumbent ini diusung kembali oleh PDI Perjuangan, apa langkah yang akan diambil oleh PDI Perjuangan, sementara saat ini banyak suara sumir yang dilontarkan kepadanya. “Saya minta H Mustofa menjawab pernyataan itu,” imbuhnya. Sebelum H Mustofa menjawab, H Tasiya Soemadi membeberkan jika di akhir masa jabatannya sebagai ketua DPC PDI Perjuangan kala itu, ia adalah seorang penakut. Manakala ditekan untuk menerima pasangan bupati yang belum ia kenal, ia terima saja. “Saya akui, saya takut saat itu karena saya ditekan. Nah, saya ingin tahu apakah ketua DPC PDI Perjuangan saat ini penakut seperti saya atau tidak, jika keputusan partai berkehendak lain,” bebernya. Menjawab pertanyaan dari kedua orang tersebut, secara diplomatis H Mustofa sebagai kader partai tentu harus patuh dan taat pada keputusan partai. Namun, sebelum keputusan itu ada, tentu ada upaya politik yang harus dilalui. “Biarlah ini menjadi urusan internal partai kami, dan kami akan berusaha untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar diharapkan oleh masyarakat umum,” pungkasnya. (jun)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: