Ini Penampakan Pasar Balong Bila Sudah Direvitalisasi Nanti
KESAMBI – Berbagai masukan disampaikan untuk revitalisasi Pasar Balong. Beberapa investor sudah melirik. Salah satunya telah menjalin komunikasi intensif dengan Perumda Pasar Kota Cirebon. Bahkan, masterplan untuk bangunan empat lantai Pasar Balong sudah diselesaikan. Termasuk gambar halaman depan dengan konsep mirip sentra pakaian Tanah Abang Jakarta. Direktur Utama Perumda Pasar Kota Cirebon, Darwin Windarsyah SE MM mengatakan, ada satu investor yang saat ini menunjukkan keseriusan. Investor asli Cirebon itu bernaung di PT Metro Panen Raya Jakarta. “Orang Cirebon asli, lahir di kampung depan Pasar Balong. Sekarang menjadi pengusaha di Jakarta, dia serius sekali,” ucap Darwin, kepada Radar, Rabu (27/4). Saat ini, lanjut Darwin, sudah ada konsep jadi dan pembicaraan kerjasama. Namun, beluma ada hitam di atas putih dengan investor. Konsep secara matang dan menyeluruh sedang dipersiapkan. Sebelum akhirnya melangkah ke aspek legal formal. Terkait pro kontra pemanfaatan Pasar Balong untuk sentra pakaian, Darwin menghargai hal itu sebagai pendapat dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Dia menilai masukan dari SKPD dan DPRD merupakan hal positif. Tapi, Perumda Pasar memiliki program sendiri yakni, menjadikan Pasar Balong sebagai sentra pakaian seperti era jaya pada puluhan tahun silam. “Kami akan kumpulkan SKPD dan menjelaskan,” ucapnya, didampingi Direktur Operasional Perumda Pasar, H Didi Mahdi SE MM. Di lain pihak, Ketua Komisi B DPRD, Didi Sunardi menilai, konsep pengembangan Pasar Balong menjadi sentra pakaian, sudah terlambat. Pasalnya, di Kota Cirebon sudah ada Pusat Grosir Cirebon (PGC) dan supermarket sejenis. Kemudian, dalam waktu dekat Pasar Kanoman juga akan dibangun dan arahnya menjadi sentra pakaian. Selain bersaing dengan pasar sejenis di dalam kota, di Kabupaten Cirebon juga ada sentra pakaian seperti di Kecamatan Plered. Bahkan, ada Pasar Tegalgubug yang sudah kesohor sebagai sentra pakaian. “Pasar Balong akan kalah saing kalau menjadi sentra pakaian,” ucapnya. Tak hanya mencari investor, Komisi B meminta Perumda Pasar memikirkan aspek ekonomis dari keberadaan Pasar Balong dibandingkan sentra pakaian lain disekitarnya. Lain halnya bila Pasar Balong menjadi kantong parkir, Didi Sunardi meyakini sangat mudah menghasilkan pemasukan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Kalaupun menjadi gedung parkir, bisa saja Perumda Pasar yang mengelola. Tetapi apa aturannya ada Perumda Pasar mengelola parkir? Ini perlu dibahas bersama,” terangnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: