Rp1 M Bikin Golkar Goyah, Timses Akom Terpaksa Bayar

Rp1 M Bikin Golkar Goyah, Timses Akom Terpaksa Bayar

JAKARTA- Musyawarah nasional luar biasa (munaslub), Partai Golkar menyedot perhatian publik. Sumbangan Rp1 miliar dari setiap calon ketua umum (caketum) yang membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Dari internal Golkar juga menyesalkan keputusan itu. Bambang Soesatyo, tim sukses bakal caketum Ade Komarudin, mengaku sudah mendengar adanya larangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas uang pendaftaran Rp1 miliar. Namun, terang Bambang, pihaknya mau tidak mau harus mengikuti surat edaran dari SC munaslub. “Kami terpaksa mengikuti permintaan panitia agar dana Rp1 miliar disetor paling telat hari ini (kemarin, red) dengan batas waktu pukul 12 siang,” kata dia. Menurut Bambang, jika tidak ikut menyetor, bakal caketum akan dianggap mengundurkan diri. Bambang merasa prihatin dan sedih atas hal tersebut. Menurut dia, baru kali ini sepanjang sejarah Golkar dan partai politik di Indonesia, ada persyaratan semacam itu. “Saya tidak bisa membayangkan jika hal itu nanti menjalar ke tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga tingkat desa. Seharusnya Partai Golkar sebagai partai tertua memberikan contoh pembelajaran politik yang baik, bukan sebaliknya,” sindir Bambang. Sementara itu, ternyata panitia masih memberikan tambahan waktu buat Indra Bambang Utoyo dan Syahrul Yasin Limpo yang menolak membayar sumbangan wajib Rp1 miliar. Batas waktu untuk menyerahkan uang seharusnya kemarin (6/5). Namun, panitia memperpanjang kesempatan hingga tahap pengambilan undian nomor urut yang rencananya berlangsung hari ini (7/5). Keputusan itu diambil dalam rapat pleno SC Munaslub Golkar setelah mendengarkan laporan dari komite pemilihan dan komite verifikasi terkait dengan berkas pendaftaran delapan bakal calon ketua umum (caketum) yang masuk. Pleno SC memutuskan bahwa enam kandidat dinyatakan lolos sebagai bakal caketum. Mereka adalah Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Aziz Syamsudin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, dan Setya Novanto. “Mereka bisa mengikuti tahapan selanjutnya, mulai kampanye zona (di tiga zona, red), debat publik, hingga pemilihan, sepanjang tidak ada pelanggaran etik yang dilakukan,” jelas Ketua SC Munaslub Partai Golkar Nurdin Halid di kantor DPP, Slipi, Jakarta, kemarin. Terhadap dua bakal caketum lain yang menyatakan menolak membayar, yakni Indra dan Syahrul, panitia belum memutuskan untuk mencoret keduanya. Nurdin menyatakan, dua bakal caketum itu akan diberi informasi tertulis untuk bisa memenuhi pembayaran sumbangan Rp1 miliar. “Diberi kesempatan sampai besok (hari ini, red) jam 12 siang untuk menjawab surat SC terkait syarat yang belum dipenuhi (membayar sumbangan, red). Jika sampai jam 12 tidak ada respons, yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri,” terangnya. Ditanya alasan tidak mencoret langsung dua bakal calon itu, Nurdin menjawab diplomatis. Menurut dia, dalam persyaratan bakal caketum, ada pertimbangan objektif dan subjektif. “Kami masih memberi waktu, artinya itu (pertimbangan, red) subjektif dari panitia,” ujar dia. Nurdin menegaskan, SC telah memutuskan bahwa istilah “uang pendaftaran” sudah diganti menjadi “sumbangan”. Karena itu, lanjut dia, ada satu calon yang ternyata menyumbang lebih dari Rp1 miliar. “Saudara Priyo Budi Santoso telah menyumbang USD 100.000 atau Rp1,3 miliar,” ungkapnya. Panitia juga telah kembali memangkas anggaran penyelenggaraan munaslub. Awalnya munaslub diperkirakan menghabiskan dana Rp85 miliar. Belakangan diturunkan menjadi Rp66 miliar, kini nominalnya turun lagi jadi Rp45 miliar. “Setelah dilakukan revisi, tanpa biaya uang transpor dan uang saku (untuk peserta, red). Namun, itu sudah termasuk kampanye dan debat,” jelasnya. Wakil Ketua Komite Etik Lawrence Siburian menyatakan, dengan adanya penetapan resmi bakal calon yang lolos tersebut, pihaknya akan memproses setiap laporan pelanggaran. Terutama dalam tahap kampanye. Apabila komite etik mampu membuktikan pelanggaran itu, bakal calon yang dilaporkan bisa terancam diskualifikasi. “Bukan hanya bakal calon, siapa pun itu, apakah yang menerima, yang mengatur-atur. Kami harap semua tetap patuh dan taat,” tuturnya. Komite Verifikasi SC Munaslub Golkar kemarin juga mengumumkan daftar kekayaan para bakal calon. Berdasar data yang disampaikan, Setya Novanto muncul sebagai calon yang paling tajir. Dia memiliki total kekayaan Rp114,76 miliar dan USD 49.150. Sementara itu, Mahyudin tampil sebagai calon yang paling “cekak”. Kekayaannya mencapai Rp10,61 miliar saja. Sebenarnya kekayaan Indra Bambang Utoyo lebih kecil lagi, yakni Rp5,6 miliar. Tetapi, Indra belum disahkan sebagai calon karena belum menyetor sumbangan Rp1 miliar. (bay/c14/pri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: