Pegulat Roxana Andreea; Menghafal Pancasila Tiap Mau Tidur
Di Indonesia, Roxana Andreea menemukan jodoh dan kebahagiaan. Diproyeksikan untuk SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Laporan: ROZY MAULANA, Banjarmasin PEKAN Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat sebenarnya sudah ada di depan mata. Tinggal empat bulan lagi. Tapi, kalau boleh memilih, Roxana Andreea jelas menginginkan ajang empat tahunan itu dihelat sekarang juga. Sebab, PON bagi dia adalah cara terbaik untuk membalas kebaikan Ketua PGSI Kalsel H M. Welny dan pihak-pihak yang telah membantunya mewujudkan impian: menjadi warga negara Indonesia (WNI). “Saya akan tebus dengan mempersembahkan medali emas untuk Kalsel (Kalimantan Selatan, red) pada PON Jawa Barat,” kata perempuan bernama lengkap Nastrusnicu Roxana Andreea itu kepada Radar Banjarmasin (Radar Cirebon Group). Selasa lalu (3/5) keputusan presiden (keppres) tentang disetujuinya permohonan pegulat perempuan kelahiran Rumania itu telah diteken. Juga sudah dikirim ke Kemenkum HAM dengan tembusan ke Kedubes Rumania di Jakarta dan DPR. Dari Kemenkum HAM, keppres tersebut akan diteruskan ke Kanwil Kemenkum HAM Kalsel. Selanjutnya, Roxana, yang bernama muslim Rahma Syufia, akan dipanggil oleh Kanwil Kemenkum HAM Kalsel untuk menjalani sumpah setia sebagai WNI. “Kami turut bergembira. Semoga bermanfaat bagi Indonesia,” kata Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S. Dewa Broto. Saat mendampingi Roxy –sapaan Roxana– untuk bertemu dengan Komisi III DPR Juni tahun lalu, Menpora Imam Nahrawi memang turut merekomendasikan perebut emas kelas 67 kilogram di Kejuaraan Eropa Junior 2009 itu. Sebab, pegulat 27 tahun tersebut diproyeksikan bisa mewakili Indonesia dalam SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Semua itu jelas tak terbayangkan ketika Roxy kali pertama mendarat di Indonesia empat tahun silam. Ketika itu kontingen gulat Kalsel memerlukan sparring partner untuk meningkatkan kualitas menjelang turun di PON 2012. Pengprov PGSI Kalsel akhirnya mendatangkan dua pelatih dan tujuh pegulat dari Rumania, salah satunya Roxy. Selama empat bulan, pelatih dan pegulat Rumania tersebut berada di Kota Seribu Sungai tersebut. Tepatnya sejak Mei hingga September 2012. “Mereka ikut juga ke PON XVIII Riau sebagai suporter Kalsel,” ujar Zulhaidir, pelatih gulat Kalsel yang kini juga menangani tim nasional. Ternyata ada sepasang mata yang terus memperhatikan gerak-gerik Roxy. Dialah Indra Satria Perkasa, pegulat putra Kalsel. Akhirnya, lewat bantuan seorang teman, Indra menitipkan salam perkenalan. “Mulai saat itu, saya berhubungan dengan Roxy. Tapi, karena tidak bisa bahasa Inggris, jadi sedikit sulit komunikasinya. Kalau BBM atau SMS, biasanya buka translate dulu di Google, hehehe,” papar Indra. Roxy mengakui, di awal-awal berkomunikasi dan jalan bersama Indra, belum tumbuh rasa cinta dalam hatinya. Cinta baru bersemi saat Roxy sakit dan Indra yang merawat. “Indra membelikan saya obat dan makanan. Dia juga menyuapi saya. Saat itulah hati saya bergetar dan tumbuh rasa cinta kepada Indra,” tutur Roxy. Ketika Roxy beserta teman-teman dan pelatih senegaranya pulang ke Rumania saat PON XVIII Riau berakhir, hubungannya dengan Indra tetap berjalan. Baik lewat BBM maupun Skype. Akhirnya, setelah lima bulan terpisah, Indra mengajak Roxy menikah. Awalnya, mereka ingin menikah di Rumania, setelah itu baru Roxy dibawa ke Banjarmasin untuk tinggal. ”Namun, karena kondisi keuangan Indra yang tak memungkinkan, saya yang ke Banjarmasin dan menikah dengan Indra,” beber Roxy. Ketika Roxy menceritakan pinangan Indra itu, orang tuanya ternyata mendukung. Termasuk juga mendukung keputusan putri bungsu mereka itu untuk menjadi mualaf. “Kata orang tua saya, Tuhan itu satu, hanya nama agamanya yang berbeda-beda. Jadi, asalkan saya bahagia, mereka juga bahagia,” ujarnya. Pada 13 April 2013, Roxy tiba di Jakarta dan langsung menuju Banjarmasin. Sehari kemudian, 14 April, Roxy resmi menikah dengan Indra. Sebelum menikah, Roxy masuk Islam dan terlebih dahulu mengganti namanya menjadi Rahma Syufia. Pasangan pengantin baru itu pun melanjutkan hidup dan karir gulat mereka di Banjarmasin. Kendala terbesar Roxy pada hari-hari pertamanya setelah kembali menginjak Indonesia terkait dengan makanan. “Karena sudah merasa nyaman di Banjarmasin, lingkungan dan orang-orangnya juga baik, kendala tersebut bisa saya lewati. Mungkin karena sudah cinta dengan Banjarmasin,” terangnya. Kini dia bahkan sudah punya makanan lokal favorit: ketupat Kandangan. ”Saya suka makanan yang bersantan seperti ketupat Kandangan. Karena di Rumania tidak ada santan dari perahan kelapa seperti di Indonesia, yang ada santan dari ekstrak susu sapi,” ucap dia. Roxy juga sudah bisa memasak makanan Banjar. Yang paling sering dia bikin adalah sayur santan yang dicampur dengan mentimun. ”Dimakannya pakai ikan asin. Waduh, sampai lupa diri tuh kalau makan itu, hehehe,” canda dia. Di sisi lain, karirnya di gulat juga jalan terus. Roxy sempat dipercaya untuk melatih tim putri Banjarmasin pada Porprov Kalsel 2013. Sembari menunggu pengesahan statusnya sebagai WNI, Roxy turun di sejumlah kejuaraan dengan membawa bendera Kalsel. Di antaranya, pra-PON Jabar di Malang, Jawa Timur, pada Desember tahun lalu. “Itu bisa terjadi karena Roxy ketika itu sudah 80 persen jadi WNI,” terang Zulhaidir. Selama berada di Indonesia, Roxy, yang ketika di Rumania bertarung di kelas 67 kg, menjajal kelas 69 kg. Bahkan, pada PON Jawa Barat nanti, dia siap turun di kelas 75 kg meski berat badannya sekarang masih 69 kg. Untuk membuktikan kecintaan kepada Indonesia, dia juga belajar bahasa Indonesia dengan keras. Termasuk pula menghafal Pancasila dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Hasilnya pun terlihat saat Roxy dites di hadapan Komisi III DPR. Dengan lancar, perempuan kelahiran Resita, 13 Januari 1989, itu melafalkan Pancasila dan menyanyikan Indonesia Raya. “Setiap sebelum tidur, saya diajari suami menghafal Pancasila dan lagu kebangsaan. Saya senang melakukannya karena memang dari hati ingin jadi warga negara Indonesia,” katanya. Setelah urusan kewarganegaraan selesai, Roxy bisa sepenuhnya berkonsentrasi ke gulat. Saat ini fokusnya memang Kalsel untuk persiapan PON. Tapi, sejak Agustus tahun lalu, dia sejatinya dipanggil pelatnas. Zulhaidir mengatakan, Roxy sudah terdaftar sebagai atlet Pelatnas Prima yang diproyeksikan buat SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. ”Kehadirannya sangat menguntungkan gulat Indonesia,” tutur Zulhaidir. Roxy tak mau terlalu terbebani dengan status sebagai atlet pelatnas. ”Kompetisi gulat di sini masih minim, belum seperti Rumania. Tapi, demi Indonesia, saya akan memberikan segalanya,” katanya. (*/JPG/c11/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: