Musala Al Qodiri Ciawigebang Dibantu dari Cirebon

Musala Al Qodiri Ciawigebang Dibantu dari Cirebon

CIAWIGEBANG - Musala Al Qodiri di Dusun Puhun, RT 01 RW 04, Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang, kini mulai dibangun. Musala tersebut awalnya bertembok karung bekas dan beratapkan terpal. “Atas izin Allah ada ahli surga yang mau menyisihkan sebagian hartanya hingga terlaksananya pembangunan tahap awal. Namun yang sangat disayangkan, ahli surga tersebut bukan warga Kuningan apalagi dari instansi pemerintahan yang katanya bervisi Kuningan MAS,” ungkap Kiayi Ridwan selaku pemimpin musala, kemarin (3/5). Kendati demikian, ia bersama seluruh warga yang tergabung dalam panitia pembangunan, pantang menyerah. Dengan dana seadanya, panitia sudah memulai pembangunan. Ridwan yakin Allah akan mendatangkan ahli-ahli surga yang lain untuk membantu terlaksananya pembangunan musala tersebut. “Allah itu maha segala-galanya. Insya Allah akan ada dermawan Kuningan yang hendak menyisihkan sebagian rezekinya agar pembangunan musala bisa sampai tuntas,” harapnya. Sementara itu, Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Kuningan Rasdi mengakui sejak awal terus mendorong agar musala Al Qodiri menjadi musala yang layak pakai. Ia juga membenarkan, dermawan yang memberikan bantuan untuk memulai pembangunan musala itu bukan warga Kuningan. “Memang bukan warga Kuningan, tapi warga Cirebon. Ada yang membantu secara individu, ada pula yang secara institusi pemerintahan,” kata Rasdi. Dirinya mengajak agar Pemkab Kuningan serta para dermawan lain dapat membantu pembangunan musala. Ini selaras dengan visi MAS yang diusung Kuningan. Dengan visi tersebut seharusnya diwujudkan dalam program nyata, bukan hanya sekadar gembar-gembor semata. “Tidak hanya terus digembor-gemborkan launching-launching menggunakan bahasa agama, tapi tidak terasa sampai ke masyarakat, itu percuma dan hanya menghabiskan uang rakyat saja,” pinta dia. Dengan adanya musala yang terbuat dari karung bekas, menurut Rasdi, seharusnya para pemimpin Kuningan terenyuh. Terlebih musala itu dijadikan tempat anak-anak kecil mengaji dan warga setempat beribadah. “Kalau hujan musala bocor. Apa tidak sama sekali tersentuh hatinya,” ketus pria yang akrab disapa Aras itu. Dia mengatakan, masyarakat membutuhkan hal-hal yang konkrit untuk kehidupannya. Masyarakat pun perlu difasilitasi dari sektor pendidikannya, agamanya, sosialnya, dan berbagai sektor lain. “Pemerintah didalamnya yang menaunginya dari mulai tataran atas hingga bawah harus lebih peka lagi terhadap persoalan-persoalan yang ada dimasyarakat,” kata Aras. (ded)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: