[Lihat Nih] Demi Foto, Merusak Tanaman di Panyaweuyan

[Lihat Nih] Demi Foto, Merusak Tanaman di Panyaweuyan

MAJALENGKA – Keindahan alam terasering lahan pertanian warga di bukit Panyaweuyan kawasan Argapura dibanjiri pengunjung di masa liburan kemarin. Namun ada beberapa kalangan yang belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap arti keindahan. Beberapa hari terakhir ini terlihat pemandangan yang cukup memprihatinkan di sebagian terasering itu, berupa rusaknya tanaman bawang daun yang ditanam petani  akibat diinjak oleh para pengunjung yang hendak berfoto mengabadikan keindahan alam, tanpa memperhatikan kelangsungan alam sekitarnya. Daya tarik tanah berundak, ditambah dengan hamparan hijau tanaman membuat terasering Panyaweuyan tidak pernah sepi kunjungan. Suasana di Panyaweuyan semakin ramai setiap masuk musim libur, baik itu pada hari Sabtu-Minggu maupun libur dalam rangka peringatan hari besar. Kondisi yang terjadi di sebagian tersering Panyaweuyan tersebut sempat menjadi perbincangan hangat di sosial media facebook. Lewat group “Majalengka” tidak sedikit netizen yang mengecam perilaku sebagian orang yang tidak memedulikan tanaman para petani di lokasi Terasering Panyaweuyan itu. “Sungguh sangat disayangkan. Akhirnya kekhawatiran yang selama ini ada terjadi juga. Tujuan kami mengeksplor keindahan alam Majalengka bukan untuk dirusak oleh anak alay yang kerap membuat ulah. Tanaman bawang terasering Argapura yang seharusnya tumbuh subur, malah diinjak-injak oknum yang tidak bermoral,” tulis Syifa Syahputra Aditya di akun facebooknya. Pada bagian lain yang memperlihatkan pose seorang pengunjung yang sedang berfoto selfie di atas tanaman bawang daung, seorang netizen mengungkapkan kekecewaanya dengan tulisan “Pake Otak dan Pake hati Brow, jangan seenaknya photo eksis sementara tanaman orang lain sampai hancur. Kelakuanmu sangat sadis cuy. Ingat itu,” tulisnya. Terkait hal tersebut, salah satu penggiat wisata dari Komunitas Fotografi dan Kukurusuk (KPK), Okka Supardan mengaku prihatin dengan kondisi di sebagian Terasering itu. Keinginan komunitasnya untuk mengangkat potensi wisata Majalengka ternyata disalah artikan oleh sebagian kalangan. “Sungguh sangat disayangkan.  Tujuan awal kami adalah membuka potensi yang dimiliki Majalengka. Sekaligus sebagai media untuk bersyukur atas anugrah ini. Tapi ternyata ada sebagian kalangan yang merusaknya,” kata Okka penuh prihatin. Kekecewaan yang dialami Okka tersebut terbilang cukup wajar. Pasalnya, sejak beberapa tahun terakhir, Okka bersama KPK dan komunitas lainnya, terbilang cukup gencar mempromosikan “Surga Majalengka” itu. Bahkan sejak setahun terakhir, Okka bersama rekan-rekan sesama penggiat wisata kerap dimintai bantuan dari tamu yang ingin menikmati keindahan Terasering itu. Okka berharap, pemerintah lebih serius lagi dalam menangani potensi wisata yang ada di Kabupaten Majalengka. Sehinga akan terwujud sebuah kedisiplinan di setiap objek wisata yang ada di Kota Angin tersebut. (azs)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: