Usul Petugas Perpustakaan Diberi Honor

Usul Petugas Perpustakaan Diberi Honor

KUNINGAN - Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Sekretariat Daerah Drs Dadi Hariadi MSi meminta pihak pemerintah khusus Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan dana untuk petugas perpustakaan. Sebab, selama ini petugas tidak mendapatkan honor, terkecuali gaji. “Saya berharap ini menjadi perhatian pihak Pemprov Jabar dan kebetulan sekarang ada Bu Ida dari Bapusipda,” ucap Dadi di hadapan 100 peserta pelatihan pengelola perpustakan SD, SMP, SMA dan Perguruaan Tinggi di Aula Wisma Permata, kemarin (11/5). Diharapkan dengan ada honor khusus membuat mereka lebih semangat dan lebih bertanggung jawab. Selama ini sudah cukup baik tinggal ditingkatkan dan pelatihan ini merupakan salah satu langkah nyata dari pemerintah daerah. Mengenai pelatihan, Dadi menganggap penting karena sangat bermanfaat bagi peningkatan serta pengelolaan perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi di Kuningan. Selama ini pengelolaan perpustakaan masih dikelola oleh personel yang tidak memiliki kualifikasi pendidikan ilmu perpustakaan, sehingga dalam pengelolaan belum ada keseragamaan. “Untuk itu saya berharap dengan adanya pelatihan ini akan meningkatkan manajemen pengelolaan perpustakaan sehingga meningkatnya pelayanan bagi para pemustaka,” ucapnya. Dadi melanjutkan, pada Hardikanas Kuningan mencanangkan sebagai kabupaten pendidikan. Dukungan dibutuhkan dari semua elemen untuk mewujudkan hal itu termasuk perpustakaan. Dikatakan, perpustakaan mempunyai tugas penting dalam hal pengembangan minat baca masyarakat sesuai dengan amanat Undang-Undang No 43 Tahun 2007 tentang Perpusatkan dan Peraturan Pemerintah No 24 tahun tentang Pelaksanaan Undang-Udang No 43 Tahun 2007. Sementara itu,  Kepala Kantor Perpusatakan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Kuningan Dudin Mufakir SH didampingi Kasi Perpustakaan Luky Gandara, mengaku setuju dengan pernyataan staf ahli terkait petugas perpus diberikan honor. Terlebih khusus untuk SMA dan SMK mulai tahun depan menjadi tanggung jawab provinsi. “Kalau bagi saya bukan melihat kewenangan lembaganya tapi komitmen untuk memajukan perpustakan khususnya perhatian dari pemprov,” jelas Dudi. Pada pelatihan ini kata dia, akan berlangsung selama dua hari (11-12/5). Untuk pelatihan tahun ini mayoritas peserta adalah sarjana perpustakan sehingga ini lebih memudahkan dalam mengelola perpustakan karena sudah punya dasar. Begitu juga lanjut dia, peserta lainnya mereka tengah menempuh pendidikan di bidang perpustakaan. Dengan melihat kesiapan SDM pihaknya optimis pengelolaan semakin baik dan hasilnya minat baca akan meningkat. “Kami bukan hanya memberikan materi tapi juga ada diskusi untuk mencari solusi mengenai penyebab selama ini minat baca masih rendah. Bahkan, kami melibatkan pihak USAID Prioritas yang selama ini sukses menerapkan program pola membaca kepada para sekolah yang menjadi mitra binaan,” jelasnya. Dudin menerangkan, antusias dari peserta yang ingin mengikuti pelatihan sangat banyak. Namun, karena kuota terbatas maka hanya dibatasi 100 orang. “Kami berharap pelatihan ini benar-benar dimanfaatkan dan hasilnya untuk Kuningan,” pungkasnya.(mus)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: