Teater Pecut Uniku Memukau di Bandung
KUNINGAN - Teater Pecut Universitas Kuningan kembali menjadi peserta dalam Festival Drama Bahasa Sunda (FDBS) yang diselenggarakan oleh Teater Sunda Kiwari. Festival ini rutin digelar setiap tahun di Gedung Kesenian Rumentang Siang Kota Bandung. Tahun lalu, Teater Pecut Universitas Kuningan juga menjadi peserta dan berhasil meraih nominasi aktor dan artistik terbaik dalam acara yang sama. Tahun ini FDBS ke-17 diikuti oleh 64 peserta dari berbagai daerah. Teater Pecut Universitas Kuningan adalah satu dari 64 peserta yang mengikuti kompetisi ini. Acara yang digelar sejak tanggal 18 April 2016 ini tak pernah sepi dari penonton. Terbukti sesaat sebelum Teater Pecut pentas, tampak ratusan penonton sedang menunggu pementasan dimulai pada Sabtu (7/5) pekan lalu. Teater Pecut tampil pukul 10.00 WIB pada urutan ke-59. Ada suasana berbeda ketika Teater Pecut pentas di atas panggung. Semua penonton hanyut terbawa suasana saat pementasan berlangsung. Semua penonton tampak terpukau melihat tokoh-tokoh yang diperankan oleh para aktor, bahkan beberapa di antaranya ada yang menangis saat adegan mengharukan. Dalam kompetisi kali ini Teater Pecut mementaskan naskah berjudul “Kalangkang” karya Nunu Nazarudin Azhar. Selesai pementasan, penonton menyambutnya dengan suara tepuk tangan meriah. FDBS ke-17 ini merupakan kompetisi dalam memperebutkan piala bergilir. Sebelumnya diraih oleh Teater Dongkrak dari Tasikmalaya. Meski demikian, Andri Permana Nopiandri selaku ketua pelaksana FDBS ke-17 mengatakan bahwa sebagian sanggar atau grup teater mengikuti FDBS bukan semata-mata hanya untuk mendapatkan gelar juara, melainkan sebagai ajang silaturahmi antar sanggar atau grup teater antar daerah khususnya di Jawa Barat. Hal senada juga diungkapkan oleh Arip Hidayat, MPd selaku dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sekaligus kepala Dapur Sastra Universitas Kuningan. “Target keikutsertaan Teater Pecut di FDBS bukan juara, melainkan silaturahmi dan proses pembelajaran bagi seluruh anggota”, ungkapnya. Arip menambahkan bahwa pementasan naskah drama berjudul ‘Kalangkang’ merupakan bentuk kepedulian terhadap perkembangan teater di Jawa Barat, terutama dalam upaya ngamumule bahasa Sunda. Sementara, menurut Asep Jejen Jaelani MPd selaku dosen sastra sekaligus Kaprodi PBSI Universitas Kuningan menuturkan, keikutsertaan Teater Pecut di FDBS merupakan salah satu konsistensi Teater Pecut Universitas Kuningan dalam berkesenian. “FDBS ini merupakan salah satu konsistensi kami dalam berkesenian. Prodi PBSI Universitas Kuningan bukan hanya mencetak lulusan yang trampil mengajar, tetapi juga mencetak lulusan yang mampu mengimplementasikan seni dalam kehidupan”, tuturnya.(mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: