Real Madrid Klub Terkaya Dunia
MADRID – Untuk urusan prestasi, Real Madrid boleh kalah dibandingkan dengan seteru abadinya, Barcelona. Tengok saja koleksi trofi kedua klub itu sejak musim lalu. Real Madrid hanya bisa merebut Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Sementara musim lalu, Barcelona menorehkan lima gelar. Termasuk hat-trick di musim lalu, dan Piala Dunia yang membuat mereka menjadi klub tersukses dengan raihan tiga trofi. Namun, banyaknya gelar yang sudah memenuhi trofi itu tidak serta-merta membuat Barcelona bisa merebut predikat yang selama ini menjadi milik Real; klub paling kaya dunia. Dalam laporan peringkat yang dirilis oleh Forbes kemarin (12/5), Real Madrid menduduki peringkat pertama dengan total nilai klub berjuluk Los Blancos tersebut adalah GBP 2,52 miliar (Rp48,47 triliun). Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibandingkan musim lalu ketika Real menerima GBP 2,21 (Rp42,48 triliun). Barcelona menguntit di peringkat kedua dengan total nilai GBP 2,46 miliar (Rp47,32 triliun). Setelah itu, sepuluh besar dunia didominasi oleh kontestan Premier League dengan Manchester United memimpin di ranking ketiga dengan total nilai GBP 2,3 miliar atau Rp44,22 triliun. Melihat value seperti itu, tentu orang bertanya-tanya. Darimana saja pemasukan Real? Sebab, kalau hanya mengandalkan pemasukan dari nilai transfer saja tentu tidak mencukupi. Pada lima musim terakhir saja, Real mengalami kerugian dalam bursa transfer dengan pemasukan hanya EUR 280 juta (Rp4,24 triliun). Sedangkan pengeluarannya adalah EUR 470,5 juta (Rp7,13 triliun). Firma akuntan asal Liverpool, Deloitte, memaparkan bahwa besarnya nilai Real berasal dari pendapatan di luar transfer pemain maupun penjualan jersey yang berjumlah EUR 577 juta (Rp8,73 triliun). Pendapatan ini naik 5,1 persen dari musim 2013-2014 yang berjumlah EUR 449,6 juta (Rp8,31 triliun). Income Real ini antara lain berasal dari penjualan tiket yang mencapai EUR 129,8 juta (Rp1,96 triliun), jatah hak siar televisi EUR 199,9 juta (Rp3,02 triliun), dan kontrak dengan sponsor yang mencapai EUR 247,3 juta (Rp3,74 triliun). Adapun dari sektor kontrak sponsor, menurut pengamat Conor Heffernan dari Pundit Arena, kunci lain pundi-pundi Real bisa bertambah sebanyak itu adalah faktor adanya pemain bintang mereka. Heffernan mencontohkan, ketika David Beckham dibeli dari Manchester United, 2003 silam, pendapatan sponsorship yang semula hanya EUR 7 juta (Rp105,99 miliar) bisa menjadi EUR 45 juta (Rp681,29 miliar) per musimnya. Sebab, model bisnis Real yang meminta kesediaan si bintang agar bersedia memberikan hak dari pendapatan sponsor pribadinya. Saat itu, Beckham bersedia memberikan 50 persen dari total pendapatan pribadinya. Hal yang sama juga berlaku kepada Gareth Bale, di mana pemain termahal dunia asal Wales, dengan transfer mencapai EUR 100 juta (Rp1,51 triliun), itu memberikan sekitar 47 persen. ”Ada beberapa pemain yang sangat menguntungkan karena memiliki sisi komersil yang spektakuler, yang bisa mendatangkan uang bagi klub,” kata Presiden Real, Florentino Perez kala itu, seperti dilansir Pundit Arena. Selain dari income operasional, pundi-pundi Real bisa bertambah juga karena keberhasilan mereka dalam lolos ke final Liga Champions musim ini. Jurnalis Forbes, Mike Ozanian, seperti dilansir Bleacher Report, mengemukakan bahwa baik Real maupun Atletico Madrid bakal mendapat total GBP 69,4 juta (Rp1,33 triliun). Ini belum ditambah uang hadiah sebesar EUR 15 juta (Rp227,14 miliar) jika Real bisa meraih gelar La Undecima alias gelar kesebelas. Ini berarti, Real total bakal mendapat EUR 103 juta (Rp1,56 triliun). Kemudian yang tak kalah penting adalah status Real sebagai socios alias bukan perusahaan umum. Dengan cara ini, mereka tidak perlu menyediakan GBP 30 juta (Rp577,24 miliar), per tahun, seperti yang dilakukan Manchester United di Premier League, sebagai CSR (Company Social Responsibility). Peneliti Divisi Bisnis Olahraga Deloitte, Dan Jones mengatakan, status Real sebagai klub terkaya itu bisa bertahan selama beberapa tahun ke depan. Dia merinci ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Yang pertama, adalah rencana Perez untuk memperluas Santiago Bernabeu, dari yang semula 85.454 kursi menjadi 90 ribu kursi, pada Februari tahun lalu dengan menelan biaya GBP 328 juta (Rp 6,31 triliun). ”Rencana pengembangan ini bisa meningkatkan income dari sektor pertandingan beberapa tahun ke depan,” kata Jones dalam wawancaranya dengan ESPN. Yang paling disorot tentu adalah United yang masih bisa berada di posisi tiga dunia meski musim lalu tidak berlaga di Liga Champions. Pendapatan mereka yang mulai pulih sejak musim 2013-2014 menjadi kunci utama. Di musim tersebut, klub milik keluarga Glazer itu mencatat EUR 518 juta (Rp7,85 triliun). Sedangkan musim lalu, United menorehkan EUR 519,5 juta (Rp7,87 triliun). ”Fakta ini menunjukkan bahwa model bisnis yang dikembangkan oleh United masihlah kuat,” kata Manajer Senior Deloitte, Tim Bridge. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: