Cerita Guru Anak Berkebutuhan Khusus;  Puas saat Murid Ada Kemajuan

Cerita Guru Anak Berkebutuhan Khusus;  Puas saat Murid Ada Kemajuan

Menjadi guru, ladangnya pengabdian. Apalagi menjadi guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Anak-anak dengan karakter khusus yang perlu pendekatan lain dari biasanya. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Kesambi WAKTU 10 tahun bagi Sri Lestari Rahayu adalah bagian dari perjalanan pengabdian untuk membagi kasih sayang bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Tidak dipungkiri, selama ini mereka kerap terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. Perempuan yang akrab disapa Rira ini sudah mengisi waktunya untuk mendampingi anak-anak yang kurang beruntung. Mereka memiliki keterbatasan secara fisik dan mental, yakni anak-anak  tuna rungu, tuna grahita dan autisme. \"Saya tidak pernah menyesal, bahkan rasanya sulit meninggalkan tugas yang telah memberikan banyak pengalaman,\" ujar Rira, saat berbincang dengan wartawan koran ini. Sejak awal mengajar, Rira sudah ditempatkan di SLB Sayange, Kota Cirebon. Rira mengaku tidak pernah berkeinginan pindah mengajar ke sekolah biasa. Mengajar anak-anak berkebutuhan khusus justru memberikan pengalaman tersendiri. \"Awalnya saya gak ada niatan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Tapi ada saudara yang menyarankan saya untuk ambil kuliah pendidikan luar biasa, akhirnya saya coba dan ternyata memang sudah jalannya,\" ungkapnya. Pengalaman mendidik anak kebutuhan khusus tidak sesulit yang dibayangkan, sebab bila sudah mencoba dan mengalami sendiri, justru berat untuk meninggalkan anak-anak tanpa ada bekal yang bisa mereka bawa. Ya, mengajar anak-anak berkebutuhan khusus seolah memberi ikatan emosional tersendiri. \"Anak-anak ini tidak pernah menginginkan terlahir dalam kondisi kekurangan. Saya ingin membuat mereka merasa berharga dengan memberikan bekal keterampilan dan ilmu yang semampunya mereka terima,\" katanya. Rira menyadari, tidak mudah mendidik anak-anak berkebutuhan khusus, namun tidak juga terlalu susah. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki karakter khusus juga. Tidak sama satu anak dengan lainnya. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri baginya apabila melihat anak didik mengalami kemajuan, misalnya dari tidak bisa bicara lalu bisa bicara. \"Namanya juga anak berkebutuhan khusus, jadi cara mendidiknya pun khusus. Yang tuna rungu misalnya, mereka kesulitan mendengar dan akhirnya terhambat juga untuk bicara. Untuk mengajari mereka berbicara perlu alat bantu dan kesabaran yang ekstra,\" ceritanya. Sebagai bentuk pengabdiannya, Rira memiliki jasa les privat untuk anak-anak berkebutuhan khusus di rumahnya. Awalnya, Rira hanya mengajar di SLB saja, namun karena banyaknya permintaan orang tua dari anak berkebutuhan khusus akhirnya ia meluangkan waktu di rumah untuk mengajar. \"Karena di SLB gak ketampung , terbatas waktu juga. Akhirnya saya buka khusus di rumah, ya sambil santai,\" tuturnya. Rira mengaku bahagia dengan apa yang dijalaninya saat ini, sebagai guru sekaligus teman \"bicara\" anak-anak tunarungu.  \"Saya happy kalau bisa membuat anak-anak ngerti sesuatu dari yang mulanya tidak mengerti sama sekali,\" pungkasnya. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: