Proliga 2016, Bayar Lunas Kegagalan Tahun Lalu

Proliga 2016, Bayar Lunas Kegagalan Tahun Lalu

JAKARTA – Grand final Proliga 2016 yang berlangsung di Istora, Senayan Jakarta kemarin (15/5) menjadi pembuktian skuad Surabaya Samator. Setelah gagal menuju final pada edisi 2015 lalu, Rendy Febriant Tamamilang sukses membayar lunas kegagalan mereka tahun lalu. Kemarin, Samator sukses merengkuh gelar setelah menumbangkan tim kejutan Jakarta BNI Taplus tiga game langsung (25-18, 25-22, 25-22). Tak cukup dengan raihan tersebut, Ibarsjah Djanu, pelatih Samator, didapuk sebagai pelatih terbaik Proliga 2016. Demikian pula open spiker muda mereka, Rivan Nurmulki yang terpilih sebagai most valuable player sektor putra. Catatan tersebut cukup melengkapi sederet prestasi Samator yang musim ini sukses menjalankan regenerasi pemain. Wajar, karena mereka merupakan salah satu klub voli Indonesia yang memiliki pembinaan yang cukup kuat. Jadi, tidak heran kalau Samator bisa memunculkan pemain hebat yang bisa menjadi opsi pilihan menuju tim nasional. Ibarsjah mengakui bahwa tahun ini Rivan sukses membuktikan diri sebagai motor serangan Samator selanjutnya. ”Sejak latihan hingga pertandingan, dia memperlihatkan progres yang bagus,” sebutnya selepas final kemarin. Fakta tersebut menambah kepercayaan diri Samator yang langsung tampil menyerang sejak set pertama. Dua kunci sukses tim yang menjadi salah satu basis kekuatan voli Jawa Timur itu yakni servis mematikan dan kesuksesan receive para pemain Samator. Silih berganti, Rendy Febriant dan pemain asing mereka, Reidel Alfonso Gonzalez Toiran sukses memberikan poin dari servis yang mereka lancarkan. Kombinasi serangan bola cepat dan open spike terlihat mempersulit tim BNI Taplus. Meski demikian, pertandingan berlangsung ketat hingga poin 15 di setiap setnya. Kepercayaan Ibarsjah kepada pemain muda juga sukses terwujud di proliga tahun ini. Misalnya Nizar Zulfikar, tosser muda Samator diberikan kesempatan tampil secara reguler. Padahal mereka punya tosser asing, Pedro Lopez Fernandez. ”Tapi bukan berarti pemain asing jadi pilihan utama,” sebut Ibarsjah. Di sisi lain, Edwardo de Paolo, pelatih BNI Taplus mengatakan dirinya sangat senang bisa mengantarkan timnya hingga final. Karena di awal Proliga berlangsung tim ini nyaris tak lolos final four. ”Saya rasa tak mudah bermain di final, Samator juga bermain bahagia dan gila dengan serangan yang mereka lancarkan,” sebutnya. Pada final putri sebelumnya, Jakarta Elektrik PLN sanggup mempertahankan gelar yang mereka raih tahun lalu. Tak banyak melakukan perubahan pemain skuad asuhan Tian Mei itu nyaris dibuat kalah oleh Jakarta Pertamina Energi. Unggul di dua set pertama, Yolla Yuliana terkesan buru-buru ingin menyelesaikan pertandingan. Alhasil, blunder harus terjadi dan mereka kehilangan dua set berikutnya. Set penentu akhirnya berlangsung seru. Tak mampu memimpin pertandingan sejak set ketiga, PLN bisa memimpin set kelima pada poin, 5-4. Selanjutnya, PLN terlihat bermain lepas hingga akhirnya memenangkan pertandingan. ”Anak-anak mau menang cepat tapi malah kacau permainan, baru di game kelima posisi kembali seperti set pertama,” urai Tian Mei. Pelatih asal Tiongkok itu juga terpilih sebagai pelatih terbaik Proliga 2016. Disusul Aprilia Manganang, kapten PLN sebagai MVP Proliga 2016. (nap)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: