Razia Gepeng, Orgil Ngamuk

Razia Gepeng, Orgil Ngamuk

KUNINGAN – Aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terpaksa memborgol satu orang gila (Orgil) saat operasi gelandangan dan pengemis (Gepeng), di Komplek Pasar Kepuh, Jum’at (13/8). Insiden itu terjadi karena orgil tersebut mengamuk dan berusaha kabur saat digiring ke mobil patroli Satpol PP untuk diamankan. Sebelum ditangkap, bahkan orgil tersebut sempat memukul sebuah mobil dengan menggunakan balok kayu. Karena kerapkali meresahkan, warga pasar sangat mendukung penangkapan tersebut. Proses penangkapan menjadi tontonan menarik warga pasar. Saat diinterogasi, pria berpenampilan kotor tersebut mengaku berasal dari Subang. Kejar-kejaran juga terjadi antara Satpol PP dengan seorang pengemis, di Jalan Langlangbuana. Saat mau ditangkap, Ia melawan. Sampai-sampai beberapa anggota Satpol PP pun kewalahan dan sang pengemis berhasil melarikan diri.  Merasa dipermainkan, Satpol PP mengejar dan si pengemis akhirnya kembali berhasil ditangkap dan diamankan. Periku pengemis satu ini juga meresahkan sekali. Setiap mengemis selalu memaksa. Kalau tidak diberi, khususnya oleh seorang wanita, tangan pengemis berbaju kaos putih tersebut kemudian bergerak cepat meremas bagian sensitif wanita itu lalu melarikan diri. Karuan, siapapun wanitanya pasti menjadi geram. Pengemis ini mengaku dari Arjawinangun. Selain itu, operasi gepeng Satpol PP di seputar Kota Kuningan juga berhasil menangkap puluhan pengemis anak-anak, pemuda, ibu, nenek dan kakek. Mayoritas gepeng tertangkap berasal dari luar daerah, terutama Kabupaten Cirebon. Kasi Ops Indra Ishaq menyebutkan, sebanyak 32 orang berhasil terjaring dalam razia kali ini. Mereka terdiri dari 5 pengamen asal Kuningan, 24 pengemis asal Cirebon dan 3 orgil dan stres. ”Yang berasal dari Kuningan, kita kirimkan ke masing-masing kecamatannya. Sedangkan dari luar daerah kita kirim ke perbatasan supaya pulang ke kampungnya masing-masing,” terang Indra, usai memimpin razia gepeng, kemarin. Indra meyakini, pengemis yang banyak berkeliaran di Kuningan didrop secara sengaja oleh orang tidak bertanggungjawab untuk keuntungan mereka sendiri. Hasil investigasinya, bahkan Kuningan telah dijadikan sasaran empuk oleh mereka dengan alasan masyarakatnya baik-baik dan ramah. Tentu suka memberi kalau diminta. ”Orang Kuningan katanya suka ngasih, beda kalau di Cirebon. Jadi para pengemis banyak yang ke Kuningan,” ungkapnya. Dengan begitu, Indra mengimbau kepada masyarakat Kuningan untuk bisa memilah jika ada pengemis datang. Jangan asal memberi. Kalau perlu, ditolak secara halus. Dari pada memberi kepada pengemis lebih baik memasukannya ke keropak masjid. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: