Warga Majalengka Kulon Menderita Kaki Gajah

Warga Majalengka Kulon Menderita Kaki Gajah

MAJALENGKA - Icih Kurnaesih (46), warga Dusun Kamulya Kelurahan Majalengka Kulon mengalami pembengkakan atau pembesaran pada bagian tubuhnya hampir 25 tahun. Kedua tangan dan kakinya terlihat lebih besar dan tidak normal, sehingga aktivitas sehari-hari Icih juga terganggu. Menurutnya, keadaan yang dialaminya berawal tahun 90-an. Dia merasakan sakit yang luar biasa pada tangan dan kakinya. Awalnya dia menyangka hanya terkena rematik biasa dan diobati dengan obat warung. Bukannya sembuh, lama kelamaan tangan dan kakinya mulai membesar. “Sudah puluhan tahun saya begini, bukannya tidak mau berobat, tapi keadaan ekonomi saya pas-pasan. Paling periksa ke puskesmas saja, untuk ke rumah sakit apalagi dirawat saya tidak punya biaya. Sekarang juga untuk kebutuhan hidup hanya mengandalkan dari saudara,” ujar icih saat ditemui Radar di rumah saudaranya, Kamis (26/5). Dengan keadaan tersebut, lanjut icih, dia tidak bisa bekerja lagi. Jangankan untuk berjalan, berdiri saja sudah susah dan terasa sakit. “Kata orang saya terkena penyakit kaki gajah, tapi saya belum diperiksa lagi,” katanya. Terpisah, Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Mahalengka H Ence AMdKep SKM MM MSi mengatakan, bila tanda-tanda yang disebutkan di atas benar, maka patut diduga Icih terkena penyakit kaki gajah (Filariasis). Penyakit ini, kata dia, adalah golongan penyakit menular yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit cacing filaria ketika sampai pada jaringan sistem limpa maka akan berkembang menjadi penyakit tersebut. “Penyakit ini sifatnya menahun (kronis) dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap, berupa pembesaran pada kaki, lengan, dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi penyakit kaki gajah bukann penyakit yang mematikan, namun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari,” terangnya. Ence menegaskan pemberantasan nyamuk di wilayah masing masing sangat penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit kaki gajah. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah perkembangan nyamuk. “Untuk kasus Ibu Icih kita akan tangani dan bantu pengobatannya,” pungkasnya. Sementara itu, ratusan warga di Lingkungan Cibasale Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka, Rabu malam (25/5) didatangi petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka untuk menjalani tes darah. Pemeriksaan yang dimulai pukul 22.00 hingga Kamis (26/5) pukul 02.00 itu untuk memastikan ada tidaknya penyebaran penyakit kaki gajah di lingkungan tersebut, menyusul seorang warga RT 01/12 Lingkungan Cibasale, yang posiitif terserang penyakit kaki gajah. Pengambilan sampel darah warga dipimpin Kepala Dinas Kesehatan dr H Gandana Purwana MARS dan melibatkan muspika  Majalengka. “Pak kapolsek, pak danramil dan pak camat langsung turun ke lapangan dan mengetuk pintu warga agar mau tes darah. Dari target 300 warga, ada 260 warga yang berhasil dites darahnya untuk memastikan ada tidaknya penyebaran penyakit kaki gajah di lingkungan itu,” beber Kepala Bidang P3MPL Dinkes Majalengka, Ucu Supriatna kepada wartawan koran ini, kemarin. Hasil tes laboratorium baru akan diketahui seminggu kemudian. “Mudah-mudahan virus filariasis yang mengakibatkan penyakit kaki gajah tidak menyebar kepada warga lainnya,” harap dia. Bila ternyata hasil tes darah banyak yang terjangkit penyakit kaki gajah, maka akan ditindaklanjuti lebih lanjut. Ucu tidak membantah bila di daerah lain di Kabupaten Majalengka ada yang terserang penyakit kaki gajah tersebut, tapi belum ditindaklanjuti dengan pemeriksaan tes darah kepada warga sekitarnya. Terpisah, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Majalengka Sehat (Format), Uju Juhara SPd mengatakan pemeriksaan tes darah dilakukan malam hari karena biasanya virus tersebut hidup di malam hari dan siang hari virus tersebut tidur. Menurut Uju yang  juga ikut mementau pelaksanaan tes darah, bila ada tiga orang yang positif terserang penyakit kaki gajah di lingkungan itu, maka pemerintah harus melakukan tindakan pencegahan agar penyakit kaki gajah yang juga disebabkan gigitan nyamuk ini tidak menyebar. Disebutkan Uju, seorang warga bernama Mamah (52), warga Desa Bagjasari Cikijing juga terjangkit penyakit kaki gajah tapi belum ada tindakan lebih lanjut. “Kami meminta dinas terkait untuk gencar sosialisasi, bukankah mencegah itu lebih baik dari pada mengobati,” tandasnya. (gus/ara)        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: