Jajanan di Sekolah; Murah, tapi…

Jajanan di Sekolah; Murah, tapi…

Anak-anak usia sekolah dasar memang sangat tertarik melihat jajanan dengan warna menarik, murah, dan berbentuk unik yang banyak dijajakan di luar sekolah. Padahal, tidak semua jajanan tersebut aman dikonsumsi. Bagi anak-anak usia sekolah dasar, jajanan di pinggir jalan dan di kantin-kantin sekolah sangat menggiurkan. Bentuk dan warna-warna yang menarik membuat anak-anak tidak dapat menahan hasrat untuk mengonsumsinya. Ironisnya, di balik tampilan yang menarik itu, orang tua maupun pihak sekolah khawatir dengan keberadaan jajanan yang berbahaya. Tidak jelas komposisi dan kandungan gizinya, karena sebagian besar jajanan anak sekolah berupa makanan olahan. Setelah jajanan yang mengandung boraks, pewarna kain, formalin serta zat berbahaya lainnya, juga jajanan yang mengandung narkoba dalam berbagai jenis, bentuk, dan warna yang menarik, sempat beredar juga jajanan anak serupa kondom beberapa waktu lalu. Pantauan Radar, para pedagang kaki lima berjajar di depan pintu gerbang sekolah kawasan Jl Kartini, kemarin (26/5). Jeni, salah satu pedagang kaki lima yang setiap hari mangkal di sekolah-sekolah. Ia menawarkan dadar gulung dengan harga Rp1.000 per satuan. Dengan gerobak seadanya, bahan baku telur dan saos, dagangan Jeni laris manis di tangan anak-anak SD. Satu hari, ia bisa menjual lebih dari 50 tusuk dadar gulung. \"Ya namanya juga jajanan anak SD, yang penting murah meriah, kalau lagi laris bisa dapat untung lima puluh sampai seratus ribu per hari,\" ujarnya. Sementara itu, Udin (50) salah satu pedagang Mi Gilink di sekitaran sekolah dasar mengatakan, bahan-bahan yang digunakan aman, alias tidak mengandung pengawet dan bahan berbahaya. \"Ini pakenya terigu aja, terus digiling pake alat,\" ujar pria yang sudah berjualan lebih dari lima tahun itu. Meski bahan yang digunakan para pedagang belum terjamin kesehatannya, anak-anak SD ternyata kurang mengerti dalam menyeleksi jajanan yang dikonsumsinya. \"Ini mi nya enak, murah lagi,\" ujar Nurul (9), salah satu siswi SD dengan wajah polosnya. Nurul dan teman-temannya tak menghiraukan apa bahan yang terkandung dalam jajanan tersebut. \"Gak tau. Yang penting rasanya enak, kalo gak enak, aku gak beli,\" tambahnya. Berbeda dengan Nurul, Livi (10) memilih makan bekal yang dibawanya dari rumah. \"Kata mamah makan dari bekal aja, gak boleh jajan sembarangan,\" ungkapnya. Untuk mengantisipasi bahaya jajanan anak sekolah, sejumlah sekolah di Kota Cirebon menerapkan sejumlah peraturan. Seperti pantauan Radar di SDN Kartini 2. Sekolah yang terletak di Jl Kartini tersebut menerapkan peraturan kepada siswa-siswinya untuk tidak jajan di luar gerbang sekolah. Peraturan ini sudah diterapkan sekolah sebelum maraknya jajanan sekolah yang bermasalah. \"Selama jam sekolah, anak-anak tidak boleh keluar dan jajan sembarangan. Kami menyediakan kantin khusus di dalam, untuk urusan kesehatan makanan kami sangat ketat,\" ujar Kepala SDN Kartini 2, Moh Sanusi SPd. Untuk mengantisipasi beredarnya makanan berbahaya, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas rutin memantau kesehatan jajanan. Namun, untuk mutu jajanan di luar sekolah pihaknya tidak bisa menjamin. \"Kalau udah pulang sekolah kami gak bisa memantau dan gak menjamin makanan yang di luar, karena penjualnya pun dari mana-mana,\" katanya. Meski begitu, pihaknya berusaha meminta keterangan atau identitas tanda pengenal dari para pedagang yang berjualan di sekitar sekolah. \"Supaya kalau terjadi apa-apa, kita bisa langsung kroscek,\" jelasnya. Sama halnya dengan SDN Kartini 2, SDN Bima Kota Cirebon pun menerapkan peraturan untuk siswa agar tidak jajan sembarangan. Selama jam sekolah, siswa tidak diperkenankan keluar gerbang. Pihak sekolah pun menyediakan kantin yang terletak di dalam lingkungan sekolah. Namun, keberadaan para pedagang pun tidak bisa dilarang. \"Kami sudah mendata pedagang yang berada di sekitar lingkungan sekolah dengan mencatat nama dan keterangan sesuai KTP. Jadi kalau ada masalah, langsung kami cek,\" kata Kepala SDN Bima Dedi Kusmadi melalui salah satu guru, Saeful. Antisipasi lain yang dilakukan pihak sekolah adalah mendatangkan tenaga kesehatan untuk sosialisasi dan memberikan pengetahuan kepada para siswa tentang jajanan yang sehat dan bergizi. Selain itu, pihak sekolah melalui wali kelas membuat program untuk para siswa agar membawa bekal dari rumah sesuai tema yang berbeda setiap harinya. \"Misalnya hari Senin temanya sayuran, Selasa protein hewani. Program ini juga sebagai salah satu antisipasi siswa agar tidak jajan sembarangan,\" terangnya. Saeful mengimbau, para siswa untuk mematuhi aturan sekolah untuk tidak jajan sembarangan. Ia juga mengimbau kepada para orang tua agar memantau anak-anaknya. \"Untuk orang tua siswa diharapkan agar memantau anaknya, apa yang mereka makan tentu berdampak pada kesehatan,\" pungkasnya. Pengawasan dan kewaspadaan terhadap makanan dan minuman yang tak layak konsumsi, tak hanya pada dagangan di supermarket dan pasar. Namun juga pangan jajan anak sekolah. Untuk itulah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon rutin mengadakan monitoring dan penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah bahkan produsen makanan. \"Penyuluhan dilakukan di sekolah-sekolah, khususnya kepada siswa SD kelas 1,2, dan 3,\" ujar Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih. Penyuluhan dan monitoring ini dilakukan agar anak-anak sekolah jangan jajan sembarangan. \"Terutama anak diberi pengetahuan makanan dan minuman supaya lebih hati-hati dalam memilah jajanan yang hendak dikonsumsi,\" lanjutnya. Melindungi anak sekolah dari pangan yang tak sehat lanjut Tri, pihak Dinkes juga melibatkan para pelaku usaha kuliner terutama bagi pedagang untuk pangan anak sekolah. \"Jadi upaya menghindari anak sekolah dari konsumsi makanan dan minuman  yang tak sehat harus melalui gerakan bersama,\" ujarnya. Tri menambahkan, penyuluhan dan monitoring ini juga sebagai langkah mencegah demi menjaga kesehatan. \"Terlebih anak-anak sekolah merupakan konsumen utama pangan, karena itu harus memperoleh asupan pangan yang aman, bermutu dan bergizi. Guna mewaspadai produk makanan yang berbahaya, Dinkes Kota Cirebon merasa perlu adanya edukasi keamanan pangan,\" tandasnya. Tri juga menghimbau kepada seluruh orang tua dan pihak sekolah agar bersama-sama mengingatkan anak dalam memilih jajanan di sekolah. \"Murah belum tentu sehat. Paling aman disarankan bawa bekal makanan dari rumah, karena kita tahu sendiri bagaimana mengolahnya,\" sarannya. (mike dwi setiawati)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: