Jelang Ramadan, Pedagang di Majalengka Mengeluh

Jelang Ramadan, Pedagang di Majalengka Mengeluh

MAJALENGKA - Sepekan jelang bulan Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Kondisi tersebut tidak hanya dikeluhkan konsumen, tapi juga pedagang. Seperti yang terpantau di pasar Leuwimunding, harga bahan pokok yang naik diantaranya telur ayam negeri, gula pasir, dan gula merah. Telur yang sebulan yang lalu masih Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per kilogram, sekarang sudah mencapai Rp23 ribu per kilogram. Untuk gula pasir, saat ini harganya mencapai Rp15 ribu per kilogram. Harga gula pasir sebulan sebelumnya Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur dan gula ini yang juga dikeluhkan para pedagang pasar maupun pedagang kelontongan. Sebab di satu sisi kenaikan ini tidak berpengaruh terhadap nilai keuntungan yang mereka ambil, sedangkan modal untuk belanja otomatis bertambah. Sri, pedagang kelontong di kawasan Palasah mengaku untuk belanja telur dan gula pasir mesti mengeluarkan modal tambahan yang lebih besar. Bahkan untuk gula pasir, para pedagang kelontong harus mengeluarkan modal belanja tambahan hampir separuh harga belanja modal sebulan sebelumnya. Nilai kenaikan harga gula pasir jika dihitung eceran kiloannya saja naik 50 persen, dihitung berdasarkan harga belanja gula pasir kemasan karungan yang juga kenaikannya hampir 50 persen dari harga belanja kemasan karungan beberapa pekan sebelumnya. “Kalau harganya naik kaya gini tuh sebenernya buat kita sih rugi, karena modal belanjanya naik tapi keuntungannya tetap. Mau kita naikin sedikit lagi harga jual ecerannya, nanti pembeli pada kabur dan nggak belanja di warung kita lagi. Jadi terpaksa kita tetap jual dengan harga yang bersaing walaupun untungnya kecil,” ujar dia. Hal senada diungkapkan Eli, pedagang kios sembako yang mengaku kenaikan harga sembako membuatnya kesulitan lantaran stok barang di warung hampir habis. Sedangkan kalau mau belanja lagi belum bisa mengambil untung lantaran untuk belanja lagi, uang yang didapat dari hasil penjualan tersebut harus digunakan lagi untuk belanja modal. Sehingga, keuntungan untuk dibawa ke rumah mereka dapatkan dari hasil penjualan barang-barang bahan pokok lainnya. (azs)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: