Ngabuburit, Bukan untuk Melanggar Lalu Lintas

Ngabuburit, Bukan untuk Melanggar Lalu Lintas

MAJALENGKA - Ngabuburit adalah salah satu aktivitas yang sangat diminati masyarakat di bulan Ramadan. Namun saat menjalani aktivitas tersebut banyak masyarakat yang tak menghiraukan keamanan saat berkendara, salah satunya tidak memakai helm. Beberapa masyarakat memandang sosialisasi kepolisian tentang pentingnya keamanan saat berkendara kurang menyentuh. Apalagi beberapa minggu lalu tepatnya Mei 2016 kepolisian menjalankan Operasi Patuh 2016. Dari operasi tersebut, pengendara yang melakukan pelanggaran mengalami peningkatan signifikan. “Sosialisasi  tentang pentingnya keamanan saat berkendara kurang menyentuh. Apalagi saat tiba waktu ngabuburit, mayoritas masyarakat yang ngabuburit banyak melakukan pelanggaran,” ungkap Hernawan (26). Dirinya berharap petugas kepolisian memperhatikan hal itu, karena banyaknya pengendara yang melanggar lalu lintas bisa berdampak meningkatnya kasus kecelakaan. “Jangan hanya aktif menilang saja. Tapi solusi untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas juga harus dipikirkan dong. Menurut saya jika kondisi ini dibiarkan sangat berbahaya,,” tambahnya. Ungkapan yang sama juga datang dari pengamat sosial Zaenal Abidin. Selain kurangnya sosialisasi, penyebab kurangnya ketaatan terhadap aturan lalu lintas disebabkan hukum yang saat ini dirasakan terlalu bersifat kaku. Sehingga masyarakat seolah-olah diperlakukan sebagai robot yang didikte dalam melakukan berbagai kegiatan. Namun Jika saja hukum lebih mau bersifat lebih humanis maka masyarakat akan melaksanakan hukum dengan sepenuh hati tanpa keterpaksaan,. “Contohnya ketika menemukan yang melakukan pelanggaran, selain memberikan sanksi petugas juga seharusnya memberikan arahan secara sopan santun bukan memarahi dan langsung memberikan sanksi. Bagi saya ketika itu dilaksanakan dengan sendirinya mampu menimbulkan rasa hormat terhadap hukum, bukan karena denda,” jelasnya. (bae)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: