Kerusuhan Tak Henti Guncang Marseille, Panas Sejak dari Vieux Port
PIHAK keamanan di Marseille harus meningkatkan kinerjanya. Sebab, beberapa laga yang bergulir di kota pelabuhan tersebut, sering sekali diwarnai oleh kerusuhan. Ya, setelah bentrok suporter Rusia dan Inggris pada matchday pertama akhir pekan lalu, laga Hungaria versus Islandia Sabtu malam lalu (18/6) juga berlangsung dalam suasana mencekam. Sinyal bahwa laga tersebut bakal berakhir dengan keributan sebenarnya sudah terasa sejak Sabtu pagi. Ribuan suporter berbaju merah-merah khas Hungaria sudah berkumpul di Vieux Port. Lokasi ini memang menjadi titik pertemuan suporter sebelum bergerak ke Stade de Velodrome. Selain luas, tempat ini juga berdekatan dengan sejumlah lokasi wisata. Salah satunya MuCEM Picasso alias Museum Picasso. Puluhan hotel tempat menginap suporter juga berada di sekitar area ini. Awalnya, ribuan suporter Hungaria itu tak banyak berulah. Mereka hanya berkumpul dan meneriakkan dukungan buat tim kesayangannya. Yel-yel Ria... Ria... Hungaria terus mereka kumandangkan. Warga dan wisatawan yang melintasi area tersebut malah merasa terhibur melihat polah dan warna-warni atribut yang dikenakan suporter Nemzeti Tizenegy -julukan timnas Hungaria- itu. Polisi yang berjaga juga hanya berdiri mengawasi di sejumlah titik. Namun, saat matahari makin tinggi, suasana di lokasi pun ikut \'panas\'. Beberapa suporter mulai menyalakan bom asap yang mengeluarkan warna merah dan hijau. Kondisi itu membuat ratusan turis yang hendak menyeberang dengan kapal menuju Chateau D’If panik. Beberapa dari mereka sempat meninggalkan antrean. Apalagi, setelah ambulan dan sejumlah mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. \'\'Ada bom yang mau meledak ya,\'\' ucap Christina, wisatawan asal Belanda, dengan nada ketakutan. Puluhan polisi yang berjaga langsung bergerak untuk memadamkan bom asap tersebut. Situasi terasa makin mencekam. Pasalnya, setelah bom asap, suporter juga menyalakan petasan dengan volume ledakan menggelegar. Sedikitnya enam petasan mereka ledakan. Polisi bertindak lebih tegas. Mereka langsung menggeledah tas sejumlah suporter yang dicurigai membawa petasan dan bom asap. Nah, karena ulah mereka sudah dianggap kelewatan, sekitar pukul 2 siang waktu setempat, polisi menggiring ribuan suporter itu menuju Stade Velodrome. Sepanjang perjalanan menuju stadion pun mereka masih berulah. Fans baju merah itu melempar botol ke objek mana pun secara acak. Beberapa fans Islandia sempat terkena lemparan. Aksi anarkistis berlanjut saat mereka berada di stasiun Metro Hotel de Ville. Mereka menggebrak dan memukuli benda apa saja yang ada dalam stasiun. Situasi itu memaksa pihak keamanan menutup pintu masuk Stasiun Metro Hotel de Ville. Fans maupun warga yang ingin menuju Velodrome diminta masuk lewat Stasiun Jules Guesde. \'\'Di dalam masih kacau. Naik lewat stasiun metro berikutnya (Jules Guesde) saja,\'\' teriak seorang polisi yang mengarahkan warga agar tidak masuk Hotel de Ville. Aksi anarkistis itu rupanya berlanjut di Stade Velodrome dan jalanan menuju Pantai Prado, lokasi Fan Zone Marseille. Bus 19 dan 83 yang biasa melintasi jalanan menuju Pantai Prado, terpaksa berhenti beroperasi. Operator bus tampaknya khawatir armada mereka menjadi pelampiasan emosi suporter. Mereka memang sempat berbuat anarkistis dengan menghancurkan beberapa halte dan reklame. Pecahan kaca halte yang diremukkan dengan botol bir masih tampak berserakan di trotoar. Episode rusuh itu bersambung lagi di dalam stadion. Dari layar nonton bareng di fan zone, terlihat ratusan suporter Hungaria bentrok dengan polisi. Suporter yangr rata-rata berkostum hitam itu mencoba merangsek ke tribun tempat berkumpulnya ribuan fans Hungaria. Mereka jadi emosional karena petugas mencegah mereka melompati pagar pembatas. Tapi, karena jumlah personel pengamaman yang terbatas, ratusan suporter ini akhirnya bisa ‘’memenangkan’’ pertarungan. Mereka bisa leluasa melompat dan bergabung dengan fans Hungaria yang lain. Melihat situasi yang makin panas di dalam stadion, antisipasi langsung dilakukan aparat. Mereka menambah jumlah personel pengamanan di luar stadion. Ini untuk mengantisipasi kerusuhan jika Hungaria kalah. Apalagi, hingga menit ke-88, Hungaria masih tertinggal 0-1. Beruntung, pasukan Bernd Storck bisa menyamakan skor menjadi 1-1 lewat gol bunuh diri Birkir Seavarsson. (*/na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: