Spanyol dan Portugal, Rivalitas Beda Kelas
Oleh : Kurniadi Pramono DALAM pemetaan rivalitas sepak bola di Benua Eropa, dua negara bertetangga di semenanjung Iberia, Spanyol dan Portugal, memang berseteru sedari akar hingga pucuk daun. Namun sebenarnya dalam takaran prestasi, Espana unggul jauh daripada Portugis. Apalagi dalam sepuluh tahun terakhir, Spanyol dua kali merajai Euro dan menjadi juara dunia enam tahun lalu di Afrika Selatan. Sedangkan Portugal, nama besar mereka sebatas level kedua, artinya setingkat lebih rendah dan belum pernah berdiri di podium juara baik di level Eropa, apalagi dunia. Kondisi itu terwakili dengan situasi mereka saat ini di Euro 2016, malam ini dan dinihari nanti saat keduanya menjalani laga terakhirnya di penyisihan grup masing-masing. Dalam dua kali penampilan awal, Spanyol mengilap di Grup D. Memastikan diri maju ke 16 besar berkat dua kemenangan paten atas Republik Ceko (1-0) dan Turki (3-0). Anak asuh pelatih berkumis jambrong Vicente Del Bosque itu menambang nilai sempurna, 6 tanpa gawangnya kebobolan. Sedangkan untuk Portugal, dua kali hal seri dari tim underdog Islandia (1-1) dan Austria (0-0), mematok Cristiano Ronaldo dan rekan-rekannya di posisi sangat rawan, peringkat ketiga Grup F. Nasib Portugal bahkan terancam tidak lolos ke perdelapan final apabila gagal meraih poin sempurna dari laga pemungkasnya di Grup F melawan Hungaria. Padahal kuda hitam dari belahan timur Eropa itu, kini memuncaki klasemen Grup F, yang artinya calon lawan terberat bagi Portugal. Namun kedua tim rival itu terlanjur sudah membetot atensi publik sebagai tim-tim favorit. Bila satu di antara keduanya harus check-out pulang lebih dini dari Prancis, maka rasanya Euro 2016 ini bagaikan sega jamblang tanpa sambal goreng. Spanyol dan Kroasia memang berpotensi “main mata” untuk mengamankan tiket mereka ke babak gugur. Dengan poin 7 dan 5 bagi keduanya, otomatis mereka tak terkejar oleh Republik Ceko kendati menang mutlak atas Turki yang belum memeroleh satupun poin. Jika hal tersebut terjadi, maka Petr Cech cs hanya boleh berharap lolos sebagai salah satu dari posisi ketiga terbaik. Tapi melihat reputasi Spanyol, mereka rasanya tak mau meladeni cara unfair seperti itu. Apalagi Vicente del Bosque punya kepentingan tersendiri, memainkan skema cadangan dengan pemain lapis kedua untuk simulasi darurat manakala mereka “pincang” dari 16 besar hingga final nanti. Tak kurang 30 persen pemain yang dibawanya ke Perancis masih steril, belum merumput. Ini kesempatan untuk Spanyol mengistirahatkan pemain-pemain kuncinya seperti Gerard Pique, Sergio Ramos, Andres Iniesta serta Nolito dan Alvaro Morata. Kondisi tim Kroasia sendiri tengah “demam” karena mereka seolah under pressure akibat ulah pendukungnya yang membuat kerusuhan dalam pertandingan melawan Republik Ceko. Unggul 2-0, konsentrasi bertanding tim asuhan Ante Cacic setengah buyar setelah terjadi keributan di tribun Stade Geoffroy Guichard. Beruntung mereka masih bisa draw melawan Republik Ceko. Saking berangnya, pelatih Cacic menuding hooligan dari negaranya itu sebagai teroris yang nyata, yang harus dibersihkan karena membuat sepak bola menjadi tidak nyaman sebagai tontonan dan hiburan. Jika dinihari nanti Kroasia kalah dari Spanyol, maka posisi runner-up bisa saja diduduki Republik Ceko seandainya menang dari Turki. Demikian Kroasia dan Ceko, mereka berdua akan saling mengasah jumlah selisih gol karena head to head mereka sama dari hasil seri 2-2. Besok (22/6), Grup F memutar roda nasib. Tim debutan Islandia yang sudah dua kali mengejutkan dengan hasil draw dengan Portugal dan Hungaria, masuk stadion kebanggaan Stade de France dengan kepala tegak dan dada membusung. Mereka pasti telah membuat Austria ngeper. Bukan tak mungkin hasil akhir Islandia versus Austria ini menjungkirbalikkan prediksi umum yang tentu saja menjagokan David Alaba dkk sebagai pemenangnya. Pelatih Islandia asal Swedia, Lars Lagerback yang dikenal rendah hati, cuma bisa menjanjikan timnya akan bertahan lebih lama di Euro 2016 ini. Sementara Portugal, berjuang hidup-mati menghadapi Hungaria yang tampil meyakinkan kala menang atas Austria di laga awal. Sekarang melawan Portugal, Hungaria tentu saja butuh pelampiasan dari hasil mengecewakan yang mereka dapatkan tatkala ditahan oleh Islandia. Juara atau runner-up Grup F ini, akan memeroleh lawan pedas di perdelapan final. Juara grup F akan menghadapi posisi kedua Grup E, yang kemungkinannya adalah Belgia. Sedangkan runner-up Grup F, akan berjumpa dengan peringkat kedua Grup B, bisa jadi Wales atau Slovakia bahkan Rusia. Jadi Portugal, Hungaria atau Islandia dan Austria tidak diberi kesempatan pilih-pilih lawan, namun lebih ditekan pada persoalan nasib, apakah mereka bisa lolos dari grup sangat ketat ini. Sebetulnya masih ada harapan kelak Portugal bisa lolos dari Grup F, agar setidaknya aroma rivalitasnya dengan Spanyol masih bisa tercium. Siapa tahu juga mereka bisa bertemu (lagi) seperti di semifinal empat tahun lalu, tatkala Spanyol mengalahkan Portugal hanya dengan cara adu penalti. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: