Opak, Makanan Tradisional yang Kurang Dipromosikan

Opak, Makanan Tradisional yang Kurang Dipromosikan

MAJALENGKA – Selain kaya pesona alam, Kabupaten Majalengka juga kaya makanan tradisional yang saat ini masih digemari masyarakat seperti opak, rengginang, rempeyek, gadung, papais, dan kue sagon. Namun aneka makanan yang umumnmya diproduksi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tersebut seolah kurang mendapat perhatian pemerintah dan imbasnya banyak UMKM yang gulung tikar. Seperti diungkapkan Solehudin (35), pedagang makanan tradisional. Salah satu penyebab masalah tersebut ialah kurangnya dorongan dari pemerintah untu melakukan promosi, kurang pembinaan, dan sulit mencari peluang memasarkan produk di pasar-pasar modern. Produsen makanan-makanan tradisional tersebut di Kabupaten Majalengka saat ini cukup banyak. Namun hanya sedikit yang berhasil mengembangkan usaha. Solehudin berharap pemerintah bisa memberikan perhatian, contohnya memberikan pelatihan, peluang pemasaran dan membantu promosi. “Saya rasa jika itu dilakukan pengusahama makanan tradisional bisa go internasional,” ungkapnya. Dengan banyaknya objek wisata yang saat ini berkembang, pemerintah juga bisa membuka peluang bagi para pengusaha UMKM yang konsisten memproduksi makanan tradisional. “Perkembangan objek wisata bisa menjadi kesempatan bagi para pengusaha, saya juga mengharapkan pemerintah bisa membuka peluang itu,” tambahnya. Hal senada disampaikan warga Desa Rajagaluh Kidul Kecamatan Rajagaluh, Abdulah (46). Dirinya menjelaskan upaya meningkatkan usaha tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Seluruh elemen masyarkat juga perlu membantu. Salah satunya bersama-sama mempromosikan makanan tradisional, baik menggunakan media sosial, media cetak maupun elektronik. “Contohnya masyarakat bisa mempromosikan melalui facebook, twitter, whatsapp, line dan lain-lain. Perlu kebersamaan meningkatkan usaha ini,” ungkapnya. (bae)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: