Sekolah Diingatkan untuk Menghapus MOS
CIREBON - Masa Orientasi Siswa (MOS) ini telah diganti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nama Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). Dengan adanya perubahan nama tersebut, diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat luas mengenai pelaksanaan MOS dahulu yang dikenal dengan perpeloncoan. Menanggapi itu semua, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon Drs Adin Imaduddin Nur mengatakan, sekarang ini sistemnya sudah berubah dan lebih banyak pengenalan lingkungan sekolah. \"Jadi siswa yang baru masuk sekolah diajarkan bagaimana dengan tata tertib sekolah, lingkungan sekolah, hingga sistem pembelajaran,\" ujarnya. Selain itu, dalam PLS ini, kata Adin, juga sudah tidak melibatkan lagi siswa melainkan guru-guru yang langsung turun tangan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Sejauh ini, pada momentum MOS banyak ditemukan sekolah-sekolah yang memberikan kegiatan yang tidak berorientasi membangun kecerdasan siswa. Berdasarkan permendikbud ini, panitia tidak boleh lagi melakukan tindakan-tindakan, atau memberikan tugas kepada siswa baru yang tidak sesuai dengan nalar dan akal sehat. Sebagai contoh menyuruh siswa baru membawa tas karung, tas belanja plastik, atau barang yang tidak wajar dan menyulitkan dalam pembuatan serta atribut lainnya yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran. \"Pada saat nanti PPDB juga kita sosialisasikan. Kalau tahun ini tidak ada MOS, yang ada pengenalan lingkungan sekolah,\" katanya. Adin menambahkan, pihaknya memberikan informasi kepada sekolah, baik SMP maupun SMA yang malakukan kegiatan pra-kegiatan belajar mengajar (KBM), untuk tidak melakukan MOS yang mengarah pada praktik perpeloncoan. \"Agar tercipta kondisi yang kondusif saat masa MOS, pihak sekolah baik kepala sekolah maupun guru serta pihak lainnya harus memahami Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah,\" tandasnya. Ketua Osis SMAN 1 Kota Cirebon, Sofa Nabila Bilqis mengatakan, MPLS yang diadakan di sekolahnya tidak langi menggunakan perpeloncoan dan atribut khas MOS. \"Dalam MPLS adik kelas baru lebih diarahkan untuk melakukan pengenalan diri, adaptasi terhadap sekolah barunya,\" ucapnya. Dalam pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru perlu dilakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan kreatif untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan. \"Jadi, sudah tidak ada lagi yang namanya perpeloncoan, membawa atribut-atribut aneh-aneh, kegiatan penyiksaan terhadap murid baru dan lain sebagainya,\" tuturnya. Sementara Kepala SMAN 1 Kota Cirebon, DR Nendi SPd MM mengungkapkan, kegiatan MPLS dilaksanakan maksimal dua hari. Tujuannya, untuk menggali potensi diri siswa baru, membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya. \"Sekarang sudah tidak ada MOS, tapi namnya MPLS. Dengan harapan adanya MPLS siswa lebih bersemangat untuk belajar serta mengejar cita-cita,\" tambahnya.(mik/via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: