Maaf, Tahun Ini Tidak Ada Lomba Koperasi Berbasis RW  

Maaf, Tahun Ini Tidak Ada Lomba Koperasi Berbasis RW  

KEJAKSAN – Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Kota Cirebon tahun ini tidak menggelar lomba koperasi berbasis RW. Program yang bergulir sejak tahun 2014 ini akan dievaluasi untuk koperasi dan pra koperasi yang sudah ada. Jumlahnya mencapai 52 koperasi dan pra koperasi yang tersebar di berbagai wilayah Kota Cirebon. Tahun 2016 ini, tidak ada penambahan koperasi berbasis RW. Kepala Bidang Koperasi UMKM Kota Cirebon, Ir Syarif Arifin MM mengatakan, program bergulir sejak tahun 2014. Saat itu, ada 21 koperasi dan pra koperasi yang berbasis RW. Tahun berikutnya ada penambahan 31. Jumlah total selama dua tahun program berjalan ada 52 koperasi dan pra koperasi. Tahun 2016 ini, tidak ada penambahan koperasi maupun pra koperasi. Pasalnya, tahun ini digunakan untuk monitoring dan evaluasi (monev) yang sudah ada. “Kita ingin mengetahui perkembangannya. Koperasi berbasis RW menjadi solusi persoalan di masyarakat,” ucap Syarief, kepada Radar. Monev dilakukan terhadap penggunaan uang yang dikelola. Tahun 2017 nanti, kata Syarif Arifin, ditargetkan satu kelurahan ada satu koperasi atau pra koperasi berbasis RW. Karena itu, sebelum target tahun depan berjalan, tahun ini harus dilakukan monev. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui penggunaan uang yang diberikan ke koperasi dan pra koperasi, dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada pekan lalu, Disperindagkop mengumpulkan pengurus koperasi yang mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah. Syarif menerangkan, seluruh laporan keuangannya baik. Hanya saja, tetap ada dua koperasi dan pra koperasi yang perlu pembinaan tambahan. Monev keuangan dilakukan dari neraca. Dengan adanya penambahan modal usaha, menunjukan koperasi berjalan baik. Selama ini, berdasarkan survei yang dilakukan, anggota atau masyarakat sangat terbantu dengan adanya koperasi berbasis RW. Pasalnya, koperasi berbasis RW bermanfaat membantu modal usaha skala rumahan. Lebih dari itu, kehadiran koperasi berbasis RW mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. “Koperasi berbasis RW menyadarkan masyarakat untuk meminjam ke koperasi. Jauh lebih baik dibandingkan pinjam ke pihak lain dengan bunga sangat tinggi,” ucapnya. Kepala Disperindagkop UMKM, Drs H Agus Mulyadi MSi menerangkan, saat krisis moneter tahun 1998 lalu, hanya Koperasi dan UMKM yang mampu bertahan. Karena itu, pembinaan dan pemberdayaan koperasi berbasis RW dilakukan secara berkelanjutan. Tidak hanya koperasi, Disperindagkop UMKM melakukan upaya pemberdayaan dan pembinaan pra koperasi. “Perbedaannya ada pada legalitas usaha,” tuturnya. Dalam kegiatan pembinaan dan pemberdayaan koperasi berbasis RW, Disperindagkop UMKM merekrut sarjana pendamping dari hasil seleksi. Dimana, pendampingan meliputi manajemen, usaha, pemasaran, penggunaan teknologi, pengelolaan administrasi usaha, perluasan akses pasar, hingga mediasi permodalan. Koperasi dan pra koperasi hasil binaan sarjana pendamping itu, kemudian diseleksi untuk mendapatkan pembinaan khusus. Pembinaan dan pemberdayaan koperasi berasis RW tersebut, diharapkan memotivasi masyarakat untuk berkoperasi. Termasuk pula, menumbuhkembangkan koperasi dan pra koperasi menjadi lembaga usaha yang tangguh, mandiri dan berdaya saing. Langkah ini membuka lapangan kerja dan mampu menanggulangi kemiskinan. Koperasi berbasis RW dimulai tahun 2014. Saat itu, ada 5 koperasi dan 16 pra koperasi hasil seleksi yang mendapatkan bantuan permodalan. Tahun 2015 ini, berdasarkan hasil seleksi diperoleh 31 kelompok koperasi/pra koperasi di 20 kelurahan. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: