Bawa Perlengkapan Tidur, Jamaah Itikaf Ganggu Jamaah Lain

Bawa Perlengkapan Tidur, Jamaah Itikaf Ganggu Jamaah Lain

Perjalanan Umrah Ramadan dan Lebaran Radar Cirebon Group Bersama Salam Tour (15) Memasuki sepuluh hari terakhir Ramadan, komplek masjid Nabawi mulai dipadati ribuan umat Islam dari penjuru dunia yang hendak beritikaf, Minggu (26/6). Sebagian besar peserta itikaf selain berasal dari penduduk setempat, juga Pakistan, India, dan Afganistan. Laporan PRIYO UTOMO, Madinah HAL ini terlihat saat hendak salat subuh, salah satu jamaah salat menyapa saya saat diberi alas salat dari sorban yang saya gelar. Meski belum memperkenalkan diri, ia sudah menebak asal negara saya dari Indonesia, dengan bahasa Arab berlogat Pakistan. Sementara ia sendiri langsung memperkenalkan dirinya bernama Ahmed dari Pakistan. Pria bertubuh subur ini mengaku datang dari Pakistan secara berkelompok-kelompok. Kalau dalam istilah orang Indonesia mirip-mirip jamaah pengajian di masjid. Ia beserta kelompoknya memang sering beritikaf di Masjid Nabawi saat memasuki sepuluh hari terakhir Ramadan. Meski pihak Masjid Nabawi secara tegas membatasi barang bawaan ke masjid, namun Ahmed tak menghiraukannya. Dia beserta kelompoknya membawa bantal, selimut serta alas salat berukuran besar. Alasannya, perlengkapan tersebut sebagai penunjang selama beritikaf di masjid. Perbincangan kami terhenti, saat kumandang adzan subuh terdengar dari speaker yang tersembunyi di balik dinding-dinding masjid. Usai salat, saya berkeliling untuk memastikan kebenaran ucapan Ahmed. Benar saja, mulai dari pintu masuk hingga tiang-tiang masjid sejumlah orang yang berparas Pakistan, India, Afganistan juga Mali sudah memadatinya. Masing-masing membawa perlengkapan seperti yang dibawa Ahmed. Apalagi, sebagian besar usai salat langsung tidur. Hal inilah membuat petugas keamanan kewalahan mengingatkan para peserta itikaf agar tidak mengganggu jamaah lain yang hendak salat. Bahkan, petugas kebersihan juga sibuk menurunkan barang bawaan peserta itikaf yang disimpan seenaknya di tiang masjid tempat udara AC mengalir. Melihat kondisi Masjid Nabawi yang berubah drastis menjadi kacau, usai kedatangan jamaah itikaf, salah seorang jamaah umrah Salam Tour bernama Wahyu tampak jengkel. \"Setelah kedatangan mereka (jamaah itikaf, red) kita jadi susah untuk salat di dalam masjid. Lihat saja merek udah buat kavlingnya masing-masing. Jelas ini membuat jamaah lain tak nyaman,\" ungkap Wahyu dengan nada kesal. Senada dengan Wahyu, Pujiono, jamaah umrah dari salah satu travel haji dan umrah lain mengaku risih dengan adanya jamaah itikaf yang membawa perlengkapan layaknya orang kemping. Bahkan, ada sebagian jamaah itikaf yang membawa kursi duduk, bukan kursi lipat yang biasa disediakan pihak masjid untuk jamaah jompo. \"Seharusnya, pihak Masjid Nabawi mengamankan barang-barang yang dibawa jamaah itikaf. Nanti dikembalikan kepada pemiliknya saat itikaf berakhir. Kalau gini terus, jamaah non itikaf tak kebagian tempat terus di dalam masjid,\" jelas pria asal Kuningan Jakarta ini. Fenomena tersebut, ungkap Pujiono, mirip yang terjadi di sejumlah masjid di Indonesia saat Ramadan. Bedanya, di Indonesia hanya sekadar tidur sebentar saat jam istirahat kerja. Atau saat berlindung sementara dari sengatan panas matahari. Dan hanya sebagian kecil saja yang benar-benar beritikaf penuh tanpa ke luar masjid. Selain itu, ia juga menunjukan surat-surat permohonan sedekah Quran kepada pengurus Masjid Nabawi. Nantinya, Quran tersebut akan disebar ke sejumlah masjid di daerah Kuningan Jakarta. Sayangnya, kata dia, untuk tahun ini, permohonan tersebut ditolak mentah-mentah oleh pihak Masjid Nabawi. Pihaknya sangat menginginkan Alquran hasil cetakan Madinah. Karena paling rapi dan sangat teliti. \"Padahal, tahun kemarin, proposal saya disetujui dan dapat hibah sekitar seratusan Alquran cetakan Madinah. Alasannya, kata pihak Masjid Nabawi, karena ada kasus jual beli Alquran asal hibah dari Masjid Nabawi di Pakistan,\" imbuhnya. Keasyikan berbincang, saya sampai lupa bahwa pagi itu pukul 08.00 waktu Madinah, akan bertolak umrah ke Makkah. Sebelum umrah ke Meakah, saya bersama jamaah Salam Tour salat terlebih dahulu di Masjid Bir Ali Madinah. Di sini, kami melaksanakan salat tahiyatul masjid, salat niat ihram dan salat dhuha. (*/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: