Untuk Peduli, Anggap Situs Pejambon Makam Ortu Sendiri
SUMBER - Situs Arca Pejambon mendadak ramai, Minggu (26/6). Sejak dibuat bangunan kecil untuk menyimpan arca oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang tahun 2000, nyaris tidak ada yang memperhatikan situs arca tersebut. Alunan musik gamelan, pementasan puisi, diskusi sejarah, orasi budaya yang digelar oleh komunitas anak muda Cirebon seolah mengingat warga terhadap situs tersebut. \"Ibarat ini makam orang tua, ketika melihat situs ini tidak terawat merasa prihatin. Maka dari itu kita ingin mencoba merevitalisasi, dengan membersihkan situs ini, dan juga mengadakan kegiatan di sini,\" ungkap Shinta Ridwan, Penggagas Acara Bebersih di Situs Pejambon Cirebon kepada Radar, kemarin. Mahasiswa Filologi Unpad Bandung yang berasal dari Talun ini, mengaku sudah mengetahui Situs Arca Pejambon saat berkunjung ke Museum Sri Baduga Bandung pada tahun 2008. Namun, dirinya baru menyempatkan berkunjung ke Situs Arca Pejambon ini pada tahun 2016. Saat mendatangi situs itu dia terkejut karena keadaannya tidak terawat. \"Saya merasa sedih melihat bangunan yang penuh coretan, kaca jendala pecah, pintu tidak bisa dibuka, banyak sampah berserakan,\" ucapnya saat itu. Dia pun akhirnya tergerak untuk mempostingkan kondisi situs itu di media sosial dan mengajak rekan-rekannya untuk membersihkan situs tersebut. Dari sana banyak tanggapan yang muncul. Minimnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah membuat Situs Pejambon menjadi terlupakan. Padahal ini merupakan peninggalan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Sehingga dari sana, masyarakat saat ini bisa belajar dan meneliti rangkaian sejarah kehidupan di Cirebon. \"Jelas ini sangat memprihatinkan, dengan kondisi awal yang banyak dipenuhi rumput dan lainnya,\" ucap Bakri Jethro, salah seorang pengisi acara yang menyampaikan orasi budaya. Dirinya berharap dengan adanya revitalisasi ini, Situs Arca Pejambon bisa terus dijaga dan dirawat. Selain karena arca-arca tersebut merupakan aset budaya, juga sebagai stimulus besar bagi para peneliti untuk mempelajari sejarah. Saat ini ada sekitar 25 arca yang masih tersimpan di situs tersebut. Para anak muda yang mayoritas mahasiswa, membersihkan arca-arca tersebut dan memberikannya papan informasi sejarah. Menurut berbagai literatur, Situs Pejambon ini diperkirakan dibangun saat kerajaan indraprahasta yang didirikan Maharesi Sentanu pada tahun 265 Masehi di wilayah Cirebon Girang. Sementara itu, ada yang menyebutkan arca-arca tersebut dibuat oleh Mang Cayet, sekitar tahun 1965 dengan menggunakan bahan baku batu dari sungai di daerah Pejambon. Meski masih simpang siur, gerakan anak muda Cirebon ini telah mengingatkan mengenai asal usul dan sejarah. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: